“Pertama-tama saya minta maaf kepada tim karena tidak bisa menyumbang poin. Hari ini lawan lebih mengontrol permainan, saya tertekan dan banyak melakukan kesalahan sendiri, kurang tenang, kurang sabar dan mainnya jorok,” ungkap Fitriani.
Blichfeldt tampil begitu baik dengan memegang kendali permainan. Di game kedua, Fitriani sempat menyamakan kedudukan menjadi 19-19 dan membuka peluang untuk memperpanjang permainan, namun serangan Blichfeldt tak dapat dibendung Fitriani.
“Waktu 19-19 itu saya kecolongan diserang lawan, saya kurang siap mau mengembalikan. Saya coba ubah permainan di game kedua, lebih banyak ke reli kontrol, melayani permainan lawan dulu, defense balik serang, tapi lawan serangannya tajam, jadi waktu pengembalian saya kurang menyusahkan, lawan langsung menyerang, langsung menekan ke belakang,” jelasnya.
“Dari dulu memang dia pemain yang ulet, tapi dulu dia masih emosian, sekarang lebih sabar. Sudah dua tahun lebih dari pertemuan kita di Piala Sudirman 2017, perkembangannya pesat, sekarang lebih safe, berani nahan di lapangan. Lebih tenang sih, karena biasanya emosian banget,” ujar Fitriani.
Sementara itu, Indonesia masih berpeluang untuk keluar sebagai juara Grup B bila pasangan ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang turun di partai kelima bisa memenangkan pertandingan atas Maiken Fruergaard/Sara Thygensen, sekalipun secara kedudukan Denmark tetap unggul 3-2. Namun bila Greysia/Apriyani kalah, Denmark akan memastikan diri sebagai juara Grup B dan Indonesia menjadi runner up.