“Atlet itu seperti setengah tentara, kalau ditugasin, ya sudah, harus jalan dan maju. Kita ditugaskan di ganda putri, kita bisa dapat poin atau bisa tidak dapat poin, apapun itu hasilnya yang penting memang kita bertiga sudah siap,” kata Greysia Polii.
Selain Greysia/Apriyani, ganda putri juga membawa Ni Ketut Mahadewi Istarani sebagai pemain pelapis yang cukup fleksibel untuk dikombinasikan dengan Greysia maupun Apriyani. Meski demikian, beban utama tetap ada di pundak Greysia/Apriyani.
“Karena saya baru sembuh cedera, tambahan dari pelatih lebih ke jaga kondisi saya, maintenance. Kalau soal partneran dengan Apri, lebih nambah komunikasi di lapangan, kekuatan strategi bagaimana hadapi lawan-lawan. Mungkin kita yang akan jadi pilihan, tapi makanya ada Ketut karena dia bisa main dengan saya dan Apri, kita tinggal dapat arahan dari pak Budi (Achmad Budiharto, CDM), cik Susy (Susanti, Manajer Tim), dan koh Didi (Eng Hian, Kepala Pelatih Ganda Putri), apa strategi yang akan kita terapkan,” jelasnya.
Meski sempat harus beristirahat beberapa hari lantaran dalam proses pemulihan cedera lengan kanannya, namun Greysia, Apriyani dan Ketut sudah menjalani latihan rotasi sebagai persiapan jelang Piala Sudirman 2019 nanti.
“Tetap dirotasi terus. Tapi partner sendiri memang lebih ada click dan lebih ada chemistry-nya, dan tetap dikuatin lagi. Tapi saya dan Ketut atau Ketut dengan Apri tetap jalan disisipkan di dalam latihan kita,” tutupnya.