“Sesuai prediksi kita, kekuatan Inggris memang ada di ganda campuran. Bukannya takabur, kalau empat nomor lainnya, bisa dibilang peluang kita 51-49, kita menurunkan tim terbaik dilihat dari head to head dan peluang. Kita perkirakan memang akan ramai di ganda campuran, kita berharap bisa sapu bersih, tapi hasil di lapangan berbicara lain,” beber Susy Susanti.
Pasangan ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti yang turun di partai pamungkas belum berhasil mempersembahkan kemenangan sempurna bagi Merah Putih. Praveen/Melati dipaksa menyerah 17-21 dan 18-21 atas pasangan suami isteri Chris Adcock/Gabrielle Adcock.
“Kita harus positif terus, mungkin tadi tidak berhasil kan tentu akan ada evaluasi apa yang harus dibenahi. Praveen/Melati kan tampil pertama, memang sesuai prediksi yang berat itu di ganda campuran. Rekor pertemuan juga menang kalah, pasutri itu lebih berpengalaman, waktu ketinggalan bisa mengejar lagi dan bisa membaca permainan Praveen,” ungkapnya.
Meski harus kehilangan satu poin dari sektor ganda campuran, namun tim beregu campuran Indonesia tampil perkasa di empat nomor sebelumnya. Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Gregoria Mariska Tunjung, Anthony Sinisuka Ginting dan Greysia Polii/Apriyani Rahayu berhasil menyumbang poin kemenangan untuk Merah Putih.
“Saya rasa penampilan mereka cukup baik, di ganda putri tadi ramai juga. Untuk ganda putra, tadi di game pertama menekan, game kedua ramai. Tapi lawan kan nggak jelek juga, lumayan penampilannya. Untuk tunggal putra dan tunggal putri mainnya percaya diri dan lepas,” jelasnya.
Di sisi lain, selaku Manajer Tim Indonesia, Susy mengaku sedikit kecewa dengan sikap kurang sportif yang diperlihatkan beberapa pebulutangkis Inggris dan kurang tegasnya wasit saat memimpin jalannya pertandingan. “Tim Indonesia sedikit kecewa dengan sikap lawan yang kurang sportif dan merugikan pemain kita, misalnya minta break pada saat akan servis atau mengulur waktu. Kita berharap BWF bisa lebih fair dan tegas dalam hal ini,” tegas Susy.