"Saya sudah berjuang untuk bisa mengimbangi lawan. Tetapi harus diakui Akane bermain lebih baik," kata Gregoria, melalui keterangan pers tim Humas dan Media PP PBSI.
Akane, yang tampil agresif sejak gim pertama, terus mendulang poin. Meski mampu memberikan perlawanan, Gregoria kerap melakukan kesalahan sendiri. Gim pertama akhirnya bisa ditutup Akane dengan skor 11-5 setelah lob Gregoria melebar.
Kesalahan seperti di awal gim pertama, terus dilakukan Gregoria. Hal itu memudahkan Akane untuk terus melaju dalam pengumpulan poin. Gregoria akhirnya takluk di gim pertama dengan 7-21.
"Di gim pertama saya sebenarnya lebih suka diajak bermain menyerang, tapi Akane bisa memperlambat permainan. Saya jadi kurang sabar dan banyak melakukan kesalahan sendiri," ungkap pemain peringkat 21 dunia dan baru sekali menang dalam tujuh pertemuan dengan Akane,
Di gim kedua, Gregoria bisa mendapatkan tiga poin lewat serangan dan penempatan kok yang menyulitkan lawan. Namun, setelah kembali melakukan kesalahan, dia kembali tersusul Akane dengan 5-5. Bahkan, angka kembali sama kuat 8-8. Pada duel selanjutnya, sebanyak tiga kali kok yang bergulir di bibir net yang menguntungkan Akane. Selain itu, kesalahan netting Gregoria hingga kok gagal menyeberang net, membuat Akane menutup interval gim kedua dengan 11-8.
Kemudian, penempatan yang tidak akurat dari Gregoria menambah poin Akane hingga 13-9. Namun, tekanan Gregoria membuat Akane kehilangan dua poin hingga 11-13. Setelah itu permainan Gregoria kembali kurang rapi dan Akane terus melejit hingga 18-12. Drop shot Akane yang gagal diseberangkan Gregoria, mengakhiri perjuangan wakil Indonesia itu dengan skor 16-21.
"Pada gim kedua, pola permainan saya memang lebih dapat. Saya bisa mendapat poin dari serangan. Namun, sayang perbedaan poinnya terlalu jauh," juara Kejuaraan Dunia Junior 2017 tersebut.
"Dari sisi permainan, saya terus terang tidak puas. Bukan soal kekalahan ini, tetapi permainan saya tidak keluar semua dan kurang berkembang," pungkasnya.