"Saya main enjoy. Menikmati pertandingan dan tidak tegang atau nervous seperti kemarin. Saya hanya berpikir, menang (atau) kalah itu nanti, yang penting bisa mengeluarkan seluruh kemampuan terbaik dulu," kata Putri, melalui siaran pers PP PBSI.
Menurut Putri, lawannya memiliki keunggulan pada bola-bola atas serta pukulannya yang kencang. Karena itu, setelah melihat pola permainan Huet, pemain peringkat 75 dunia itu tidak mau diajak bermain bola-bola atas dan mengandalkan kekuatan. "Saya bisa bermain lebih bervariasi. Ternyata menyulitkan lawan," ujar Putri, yang menempati peringkat 126 dunia.
Soal kemenangannya atas Huet pada semifinal Spain Master 2021, Putri mengatakan, "Saya selalu berusaha melupakan hasil pada pertandingan sebelumnya. Entah sebelumnya menang atau kalah, saya selalu berprinsip seolah-olah kami belum pernah bertemu sebelumnya."
Kemenangan Putri itu membawa Indonesia memimpin 2-0 atas Prancis menyusul kemenangan Gregoria Mariska Tunjung atas Marie Batomene 21-18, 21-13.
Antara melaporkan, pelatih tunggal putri Herli Djaenudin mengaku puas dengan keberhasilan dua pemain asuhannya itu. Permainan Putri dan Gregoria kali ini, menurutnya, sudah lebih baik dibanding saat melawan Jerman. Kedua pemain asuhannya itu kini bisa bermain lebih tenang dan lepas. "Putri KW bermain lebih lepas," tanggapnya.
"Pengalaman sebelumnya main di Piala Sudirman dan tempo hari lawan Jerman menambah pengalaman pemain dan kini bisa bermain lebih baik," demikian Herli.