“Kami sedikit kecewa. Kami membuat beberapa kesalahan sendiri. Selama permainan, kami tidak bisa mengubah nasib kami dan itulah yang kami sesali,” ungkap Melati Daeva Oktavianti dalam siaran pers PP PBSI yang diterima Djarumbadminton.com.
“Kami tahu mereka akan siap untuk pertandingan ini dan bermain melawan kami. Sejak awal kami berada di bawah tekanan, tetapi di game kedua kami berhasil menyamakan kedudukan. Di game ketiga, kami berada di bawah tekanan, tetapi kami berusaha menghadapinya. Ini adalah hasilnya dan kami harus melakukan koreksi untuk ke depannya,” sambungnya menambahkan.
Sementara bagi Puavaranukroh/Taerattanachai, kemenangan ini menjadi pembalasan dendam mereka ketika kalah di partai puncak All England 2020 BWF World Tour Super 1000, Maret lalu. Saat itu mereka kalah 15-21, 21-17 dan 8-21. Kemenangan ini juga sekaligus memangkas catatan buruk Puavaranukroh/Taerattanachai setiap kali berhadapan dengan Praveen/Melati menjadi 3-4.
Sukses merebut podium tertinggi di rumahnya sendiri, tentu membuat Taerattanachai sangat senang dan bangga. Apalagi, pencapaian ini sudah sesuai dengan target yang mereka patok.
“Kami sangat senang bisa memenangkan gelar dan membuat bangga rakyat Thailand. Kami mematok target yang sangat tinggi untuk diri kami sendiri di turnamen ini, dan kami bangga telah mencapainya,” tutur Sapsiree Taerattanachai kepada Federasi Bulutangkis Dunia (BWF).
“Kami sangat fokus sejak awal dan itulah cara kami memenangkan game pertama dengan mudah. Kami juga berterima kasih kepada pihak berwenang Thailand dan BAT (Asosiasi Bulutangkis Thailand) karena telah mengatur acara ini dan memungkinkan orang-orang untuk menikmati kompetisi ini,” tutupnya.