Gregoria mampu tampil cukup baik dengan pertahanan yang kokoh membendung serangan dari Busanan yang bertubi - tubi. Selain itu kondisi lapangan yang berangin dapat dimanfaatkan Gregoria untuk menekan lawan.
“Di game kedua tampaknya lawan jadi ragu-ragu karena lapangannya searah angin, serangannya jadi setengah-setengah karena takut out. Pada game ketiga lawan semakin terlihat tidak percaya diri dan saya semakin membuat dia tidak enak mainnya,” kata Gregoria seperti dilansing badmintonindonesia.org
“Waktu ketinggalan di game kedua, pelatih menenangkan saya dan bilang kalau saya main saja sesuai pola saya sendiri, tidak usah memikirkan menang atau kalah dulu. Setelah itu, saya merasa semakin yakin dan bermain lepas,” tambah Gregoria yang didampingi Minarti Timur saat bertanding.
Di game ketiga meski sempat unggul 18-10, Gregoria sempat terlihat keteteran dengan perubahan taktik permainan yang diterapkan lawan. Sadar Gregoria banyak mendulang point dengan bermain cepat. Busanan mengubah pola permainan dengan tempo lambat, namun Gregoria berhasil menutup game ketiga dengan skor 21-17.
Fitriani (Photo : PBSI)
Dipertandingan lainnya, Fitriani gagal mengikuti jejak Gregoria setelah takluk dari wakil tuan rumah Goh Jin Wei setelah bermain rubber game 21-13 15-21 21-12.
Kondisi lapangan yang berangin dikeluhkan oleh Fitri terutama pada saat game kedua dan sayang terbawa hingga di game penentuan. Usaha untuk mencoba mengontrol permainan tidak maksimal dikarenakan fokus yang sudah berkurang dan akhirnya banyak melakukan kesalahan - kesalahan sendiri.