Pada game pertama, Gregoria memang belum bisa berbicara banyak saat meladeni permainan tunggal putri peringkat lima dunia itu. Meski sempat beradu ketat di awal, namun Gregoria akhirnya harus mengakui keunggulan Intanon dan kehilangan game pertama.
Penampilan Intanon di game kedua justru menurun. Kesempatan inipun berhasil dimanfaatkan Gregoria dengan sangat baik. Ia berhasil mengunci pergerakan Intanon dan menang 21-12.
“Saya lihat Gregoria mainnya sudah normal dan benar, tapi masih terlalu hati-hati. Cuma memang lawannya lebih berpengalaman. Lawan mengubah pola sedikit, Gregoria agak kurang siap. Memang untuk lawan Ratchanok ini harus fokus dan kalau lawan bisa baca pola, harus bisa diantisipasi dengan cepat,” kata Pelatih Tunggal Putri, Rionny Mainaky usai pertandingan.
Memasuki game ketiga, perolehan poin Gregoria terus berada di bawah Intanon. Tertinggal 10-20, tunggal putri asuhan PB Mutiara Cardinal Bandung ini sempat berusaha memperpendek jarak menjadi 14-20. Namun pada poin berikutnya, Gregoria terjatuh di lapangan saat berusaha menghadang serangan Intanon. Ia tak bisa bangun dan harus ditandu keluar lapangan karena mengalami cedera pada bagian kaki kirinya.
“Dia tadi mau ambil bola silang, terus licin lapangannya. Jadi kaki kirinya kena dan jatuh. Kondisi sementara belum tahu separah apa. Tapi saya lihat tadi tangannya gemetaran, berarti memang sakit sekali. Harus dicek lagi,” jelasnya.
“Dari sebelum berangkat memang ada kendala sedikit kaki kirinya. Dia bisa main bagus sampai hari ini, sudah baik lah,” ungkap Rionny.