“Saya tidak tahu harus mengharapkan apa hari ini. Saya takut saya tidak akan merasakan adrenalin atau keinginan untuk menang, karena saya sudah mengatakan bahwa saya sudah selesai. Dan sungguh saya sudah selesai,” ungkap Jan O Jorgensen dilansir situs resmi Federasi Bulutangkis Dunia (BWF), bwfbadminton.com.
“Turnamen ini tidak membuat saya menebak-nebak atau apa pun. Itu hanya membuatku merasa ini keputusan yang tepat. Ini jelas merupakan turnamen internasional terakhir yang akan saya mainkan, dan senang berdiri di sini dan mengatakannya dengan damai di hati saya,” sambungnya menambahkan.
Tunggal putra Denmark yang saat ini menduduki peringkat 22 dunia itu mengatakan bahwa dia memiliki emosi yang saling bertentangan saat memainkan pertandingan pertamanya. “Saya merasa tidak enak di sana, terkadang saya tidak bisa bernapas. Dan kakiku mulai terasa berat dan segalanya. Tapi saya senang bisa merasakan semua ini, karena saya tidak yakin bisa merasakannya,” tuturnya.
“Saya baru saja berkata pada diri sendiri, apa pun bisa terjadi hari ini, semua perasaan baik-baik saja, tapi saya cukup terkejut saya merasa itu normal, tapi itu luar biasa,” imbuhnya.
Pebulutangkis 32 tahun itu pernah menjuarai Denmark Open 2010 silam. Saat itu dia berhasil mengalahkan tunggal putra terbaik Indonesia, Taufik Hidayat dengan skor tipis 21-19 dan 21-19. Untuk itu, Jorgensen mengatakan bahwa sangat penting baginya untuk memainkan pertandingan terakhirnya di Denmark Open 2020 BWF World Tour Super 750 ini.
“Kenangan besar di sini. Yang pertama di tahun 2005, mencapai putaran kedua di Aarhus, saya pikir, ketika saya masih sangat muda. Tiga tahun kemudian semifinal, mengalahkan Peter Gade di sini dan menang tahun depan, gelar mayor pertama saya, jadi ini adalah salah satu tempat besar bagi saya dan saya bangga memenangkannya, dan mengakhirinya di sini adalah hal yang istimewa,” tandasnya.
Pada babak 16 besar Denmark Open 2020 BWF World Tour Super 750, Jorgensen akan berhadapan dengan tunggal putra Perancis, Toma Junior Popov.