"Saya seperti main di rumah sendiri. Dari masuk lapangan sudah di-support penonton. Terima kasih dan bersyukur atas dukungannya. Saya selalu merasa senang setiap datang ke Singapura," kata Anthony, seperti dilaporkan Antara.
Pebulu tangkis asal Cimahi, Jawa Barat itu, tercatat sudah dua kali menaiki podium tertinggi dalam ajang berkategori BWF World Tour Super 750 tersebut.
Juara bertahan itu pertama kali menikmati gelar Singapore Open pada tahun lalu saat mengalahkan Kodai Naraoka asal Jepang pada babak final. Sedangkan pada edisi tahun ini, ia menundukkan pemain Denmark Anders Antonsen dengan dua gim langsung. "Perbedaan dengan gelar juara tahun lalu, cuma di perbedaan di lawan saja. Tahun lalu saya lawan Kodai Naraoka. Rasanya hampir sama, cuma saya harus tetap menyiapkan strategi yang berbeda. Soal apakah tahun ini lebih mudah, rasanya sama saja," kata Anthony.
Ia pun menceritakan pertandingannya hari ini. Pada gim pertama, Anthony langsung mengontrol ritme dan membuat lawan tak berkembang.
Meski Antonsen lebih agresif pada awal-awal gim dan sanggup membuat Anthony mengikut irama lawannya, akhirnya Anthony bisa mengembangkan permainannya sendiri dan lebih leluasa.
Keberhasilan pada gim pertama membuatnya bisa beraksi dengan lebih tenang pada gim kedua. Pada gim tersebut, permainannya bisa berjalan sesuai dengan apa yang ia inginkan. "Senang bisa juara, tetapi ini tentu bukan pencapaian yang mudah. Masih ada yang harus dikejar. Lawan tentu juga banyak masih ingin mengalahkan saya. Masih ada yang harus ditingkatkan," ungkap Anthony.
Setelah mengamankan trofi Singapore Open untuk kedua kalinya, Anthony tak lupa mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang telah mendukung prestasinya. "Gelar ini saya persembahkan kepada keluarga, Mama, Papa, PBSI, tim tunggal putra, tim yang selalu latihan bareng sejak di Jakarta. Saya hari ini bisa membawa hasil yang positif," pungkasnya.