Meski mampu memberikan perlawanan, namun Jauza/Yulfira mengaku masih harus melakukan banyak penyesuaian di awal game pertama. Sempat tertinggal 17-20, Jauza/Yulfira tak lantas menyerah begitu saja. Mereka berhasil mencetak empat poin berturut-turut dan berbalik unggul 21-20. Tapi, keberuntungan belum berpihak kepada ganda putri Indonesia dan terpaksa menyerah 21-23 di game pembuka.
“Game pertama awal-awal mau nemuin peluang untuk dapat poin tapi agak susah karena mereka mainnya rapat. Terus kalau mau smash juga harus benar benar fokus, karena anginnya kan berpengaruh juga. Terakhir-terakhir baru bisa megang. Tapi pas poin 21-20 kita matinya terlalu mudah, di bola-bola pembukaan,” jelas Jauza Fadhila Sugiarto.
Memasuki game kedua, Jauza/Yulfira harus menerima kendala baru. Berubahnya arah angin, membuat mereka harus kembali beradaptasi dengan kondisi di lapangan pertandingan. Dengan kata lain, Jauza/Yulfira pun belum berhasil menghentikan laju Matsumoto/Nagaraha.
“Game kedua beda lagi, karena anginnya berubah lagi. Kita kalah angin, jadi mainnya kaya harus mulai dari nol lagi cari polanya. Ketemunya baru di poin-poin akhir lagi. Kita masih lambat startnya,” katanya.
Dengan hasil ini, Indonesia harus rela kehilangan semua wakilnya di sektor ganda putri Singapore Open 2019 BWF World Tour Super 500. Sebelum Jauza/Yulfira, tiga pasang ganda putri Indonesia lainnya, Rizki Amelia Pradipta/Ni Ketut Mahadewi Istarani, Della Destiara Haris/Tania Oktaviani Kusumah dan Pia Zebadiah Bernadet/Anggia Shitta Awanda sudah lebih dulu tersingkir dari kejuaraan yang memperebutkan total hadiah sebesar 355 ribu Dollar AS ini.
“Kedepannya harus diperhatikan fokus-fokus di poin kritisnya. Masih sama kaya kemarin-kemarin. Masih belum matang fokusnya. Kadang ada, kadang hilang. Mereka bola-bola atasnya bagus, cepat dan kencang juga,” ungkap Yulfira Barkah mengevaluasi penampilannya.