"Sebelumnya saya harus mengucap syukur alhamdulilah bisa menyelesaikan pertandingan dengan sehat. Sayang sekali, kami kalah di perempat final. Kami rupanya belum diberi rezeki untuk menang," kata Bagas dalam keterangan tertulis PP PBSI.
Juara All England 2022 itu sudah membuka pertandingan dengan baik saat menghadapi ganda putra peringkat ke-8 tersebut. Bahkan, Bagas/Fikri bisa membalikkan keadaan pada pengujung gim setelah awalnya tertinggal.
Antara melaporkan, sempat tertinggal hingga 10-13, Bagas/Fikri tak membiarkan peluang membangun serangan berkat servis-servis yang mereka mulai. Bagas/Fikri memaksa Ong/Teo untuk mengangkat pukulan, yang memberikan umpan smes bagi pasangan Indonesia.
Alhasil, mereka membalas dengan poin berturut-turut sebelum akhirnya mengunci kemenangan gim pertama 21-16. "Setelah main baik dan bisa menerapkan pola di gim pertama sehingga bisa menang, di gim kedua lawan mengubah pola. Kami sendiri malah tidak siap dengan perubahan pola lawan dan akhirnya kalah," Bagas, menjelaskan.
Kalah pada gim kedua, Bagas/Fikri harusnya berpeluang memenangi gim penentu. Mereka juga kembali merebut keunggulan setelah sempat tertinggal pada awal gim.
Namun, serangan yang mereka bangun terlalu terburu-buru. Smes dan dropshot yang dilayangkan Bagas/Fikri masih terlalu awal, sehingga Ong/Teo masih memiliki tenaga untuk mengejar kok dan menciptakan perlawanan.
Ketika stamina Bagas/Fikri sudah melemah, mereka justru dibalas oleh Ong/Teo yang lebih cermat dalam melakukan pengembalian."Pada gim ketiga, di poin-poin tua kami belum bisa memanfaatkan kesempatan dengan baik. Kami masih terburu-buru. Dampaknya malah banyak mati sendiri," kata Bagas.
Bagas/Fikri hanya bisa menyesali kesalahannya tersebut dan berharap bisa lebih konsisten pada turnamen berikutnya. "Dari kegagalan ini jadi evaluasi untuk menghadapi turnamen berikutnya, kami harus tetap fokus dalam menjalani setiap pertandingan demi pertandingan," demikian Bagas.