Bertanding di St. Jakobshalle, Basel, Swiss, Rabu (23/3), Pitha bersama pasagannya Rinov Rivaldy, menang rubber game 14-21, 21-16, 21-11 atas Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja. Tangis Pitha kemudian pecah setelah memastikan kemenangan pada gim penentu.
"Setelah memastikan kemenangan Pitha langsung jongkok, menangis, sambil menutup wajahnya menggunakan kedua tangan. Gloria dan Dejan langsung menyeberang dan berusaha menghibur Pitha. Gloria kemudian membantu Pitha berdiri dan memeluk pemain 23 tahun itu," tulis CNN Indonesia pada Kamis (24/3) pagi.
Laman berita tersebut juga melaporkan, saat momen emosional tersebut terjadi Rinov meminta waktu kepada wasit agar Pitha dapat meluapkan emosinya di lapangan. Tak lama berselang, Pitha berjalan dan menjabat tangan servis judge.
Usai menjabat tangan dengan wasit, tangis Pitha lagi-lagi pecah. Rinov kemudian meminta tolong salah satu ofisial tim Indonesia untuk membantu Pitha berjalan meninggalkan lapangan. Tepat di ujung lapangan, tangis Pitha lagi-lagi pecah, sebelum akhirnya benar-benar meninggalkan lapangan pertandingan.
Syabda meninggal dunia pada Senin (20/3) dini hari WIB dalam kecelakaan di Pemalang, Jawa Tengah. Kecelakaan maut tersebut juga merenggut nyawa ibunda Syabda, Anik Sulistyowati, 49 tahun.
Atlet kelahiran Jakarta pada 25 Agustus 2001 itu meninggal dunia setelah kendaraan yang dikemudikan ayahnya, Muanis Hadi Sutamto, menabrak kendaraan lain dari belakang saat melaju di jalan tol. Akibatnya, Syabda dan Anik, meninggal dunia sedangkan ayahnya dalam kondisi kritis. Sementara, Diana Sakti Anistyawati dan Tahta Bathari Cahyaloka --kakak dan adik dari Syabda-- mengalami luka-luka.
Jenazah Syabda dan Anik dimakamkan di Dukuh Karaban, Desan Sumber Rejo, Kecamatan Mondokan, Sragen, Jawa Tengah, Senin (20/3).