Penyesalan mendalam dirasakan Yulfira/Jauza pada game pertama. Saat telah unggul game poin 20-16, mereka tidak dapat menyelesaikan permainan. Pasangan kakak beradik Stoeva justru mampu tampil apik dan mencuri enam poin berturut-turut dari Yulfira/Jauza.
“Waktu game point itu, lawan pertahanannya semakin rapat, sedangkan saya buru-buru. Waktu poin 18 ada bola tanggung malah dilepas, saya kira itu out, saya kepikiran, sayang sekali itu, harusnya dapat poin,” ungkap Jauza Fadhila Sugiarto usai pertandingan.
Memasuki game kedua, penampilan Yulfira/Jauza cenderung merosot yang lantas dimanfaatkan dengan sangat baik pasangan Duo Stoeva. “Di game kedua, kita mau membalikkan keadaan seperti awal game pertama, tapi lawan sudah membaca pola kita. Jadi seperti dimana-mana sudah dijaga mereka, mau seperti game pertama tapi kita tidak bisa mengendalikan. Lawan tidak mengubah pola, tapi bola-bola kita sudah ketebak,” jelas Yulfira Barkah.
Lebih lanjut Yulfira mengaku bila dirinya harus mengevaluasi dan memperbaiki faktor kesabaran serta konsentrasi di saat poin-poin kritis. “Kendala kita dari pertama partneran ya kalau di poin kritis, buru-buru, padahal sudah leading. Saat mau balikin seperti awal lagi susah. Jadi kita harus bermain lebih tenang, lebih sabar dan lebih fokus,” tutupnya.
Sementara itu, pasangan Siti Fadia Silva Ramadhanti/Agatha Imanuela juga belum berhasil mengandaskan perlawanan juara All England 2019 BWF World Tour Super 1000, Chen/Jia. Meski begitu, pasangan muda Indonesia ini cukup tampil memberikan perlawanan. Dengan hasil ini, sektor ganda putri Indonesia belum berhasil meloloskan wakilnya ke babak delapan besar Swiss Open 2019 BWF World Tour Super 300.