Peluang Indonesia untuk meraih gelar juara kejuaraan beregu campuran itu pada tahun ini --yang jarang diraih--, lebih besar. Selain bermodalkan para pemain yang bercokol di peringkat atas dunia, kans kian terbuka ketika tim kuat seperti China, Jepang, atau Taiwan, datang ke Vantaa, Finlandia, tanpa pemain terbaik mereka.
Usai pertandingan dengan Malaysia di Energia Areena, Vantaa, Sabtu (2/10) WIB, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI mengemmukakan analisisnya terhadap lima pertandingan di babak delapan besar ini.
Pada partai pertama, ganda putra nomor satu dunia Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, yang diharapkan bisa membuka jalan kemenangan awal bagi Indonesia, justru disingkirkan Aaron Chia/Soh Wooi Yik dalam dua gim langsung 12-21 15-21. "Lawan memang tampil penuh percaya diri," kata Rionny, sebagaimana dilaporkan Antara.
Lantas, ada apa dengan "Minions"? Rionny berujar, "Gideon sebenarnya juga sudah bersemangat tinggi. Sementara Kevin yang sudah menunggu bola-bola yang disukainya justru tidak muncul. Akibatnya, strategi mereka tidak keluar semua dan lawannya bisa mencuri angka."
Indonesia dapat menyamakan kedudukan setelah tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung memetik kemenangan rubber game 22-20 18-21 21-19 atas Kisona Selvaduray. Mengenai perjuangan atlet kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah itu, Rionny menyatakan, "Gregoria sudah tampil habis-habisan dan bisa sumbang angka. Dia bisa keluar dari tekanan lawan untuk meraih angka."
Pada partai ketiga, Anthony Sinisuka Ginting gagal meneruskan tongkat estafet kemenangan dari Gregoria. Tunggal putra peringkat lima dunia itu kalah straight game 11-21 16-21 dari Lee Zi Jia. Pasca-kekalahan peraih medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020 ini, Rionny menegaskan bakal melakukan evaluasi secara mendalam. "Soal Ginting, terutama pada gim kedua, strategi serangannya sering tidak tembus. Tentu akan kita evaluasi lagi lebih banyak lagi darinya," katanya.
Ganda putri peraih keping emas Tokyo 2020 Greysia/Apriyani kembali menjadi penyeimbang kedudukan menjadi 2-2, setelah menang dalam rubber game atas Pearly Tan/Thinaah Muralitharan 22-20 17-21 21-18. "Greysia/Apriyani tampil dengan pengalaman yang mereka miliki. Meski tersusul, mereka bisa mengelola ketegangan dan dengan tenang meraih angka kemenangan," ujar Rionny.
Sepanjang kiprah Indonesia di Piala Sudirman 2021, Greysia/Apriyani tercatat tiga kali menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Di penyisihan grup saat berhadapan dengan Kanada dan Denmark, serta di babak delapan besar melawan Malaysia.
Terkait laga pengujung yang mempertemukan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dengan Hoo Pang Ron/Cheah Yee See, Rionny menyoroti performa pada gim ketiga. Setelah melalui rubber game, ganda campuran peringkat empat dunia itu akhirnya kalah 19-21 21-9 16-21.
"Kalau Praveen/Melati, khususnya di gim ketiga, seharusnya bisa bermain lebih berani, hasilnya pasti akan beda. Mereka juga harus lebih konsisten, lebih all out. Padahal di gim kedua mereka bagus, tapi di gim terakhir malah menurun," demikian Rionny.