Dilansir Jawapos.com dari media Malaysia, The Star, Presiden BAT, Patama Leeswadtrakul memastikan bila tiga turnamen bergengsi itu akan berjalan mulus di Negeri Gajah Putih. Tentunya dengan penerapan protokol kesehatan untuk menghindari penularan virus korona. Selain itu, Thailand juga disebut layak menjadi tuan rumah karena sudah terbukti bisa melakukan penanganan kasus penularan virus tersebut dengan baik.

Jika menjadi tuan rumah Asia Open II 2020 BWF World Tour Super 1000 serta BWF World Tour Finals 2020, protokol kesehatan yang akan diterapkan antara lain adalah kewajiban karantina selama 14 hari dan proses screening Covid-19 kepada seluruh atlet yang dilakukan dalam tiga hari sekali. Para atlet juga akan ditempatkan di hotel berfasilitas lengkap dengan jarak yang sangat dekat dari gelanggang turnamen.

Asia Open I 2020 BWF World Tour Super 1000 dijadwalkan akan berlangsung pada 10 hingga 15 November. Sedangkan Asia Open II 2020 BWF World Tour Super 1000 dihelat 17 hingga 22 November. Setelah itu, hanya ada jeda tiga hari untuk seri pamungkas, BWF World Tour Finals 2020 yang digelar pada 25 hingga 29 November mendatang.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PP PBSI, Achmad Budiharto membeberkan alasan Indonesia mundur dari pencalonan tuan rumah tiga turnamen seri Asia tersebut. Menurutnya, kesehatan dan keselamatan semua pihak yang terlibat adalah prioritas utama. Mengingat, pandemi virus korona masih belum mereda di Tanah Air, bahkan angka penyebarannya masih terus bertambah.

“Selain karena kondisi Covid-19 di Indonesia, banyak calon negara peserta yang menolak untuk datang ke Indonesia, banyak juga negara yang sudah melarang warganya untuk bepergian ke Indonesia. Melihat reaksi dari calon negara peserta, BWF kelihatannya akan menarik penawarannya dari Indonesia sebagai tuan rumah turnamen seri Asia. Karena itu kami mengambil sikap untuk segera membatalkan rencana jadi tuan rumah,” beber Achmad Budiharto dalam siaran pers PP PBSI yang diterima Djarumbadminton.com beberapa waktu lalu.