(Thailand Masters) Buka Peluang Raih Gelar Perdana

Fitriani mengembalikan shuttlecock.
Fitriani mengembalikan shuttlecock.
Internasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Pebulutangkis tunggal putri Indonesia, Fitriani sukses menjajakan kaki ke partai final Thailand Masters 2019 BWF World Tour Super 300, lewat kemenangan 12-21, 21-19 dan 21-16 atas wakil Hong Kong, Deng Joy Xuan di babak semifinal yang berlangsung di Indoor Stadium Huamark, Bangkok, Sabtu (12/1). Lolos ke laga puncak, Fitriani buka peluang raih gelar perdananya di tahun ini.

Di babak final, tunggal putri asuhan PB Exist Jakarta ini akan menghadapi wakil tuan rumah, yang merupakan unggulan delapan, Busanan Ongbumrungphan. Fitriani unggul 2-1 dalam rekor pertemuan dengan Busanan. Terkahir bertemu di Korea Masters 2018 BWF World Tour Super 300 November lalu, Fitriani menang 21-18, 12-21 dan 21-11 atas Busanan.

Pelatih tunggal putri PBSI, Minarti Timur mengatakan, Fitriani harus tampil lebih berani pada pertandingan final nanti. Busanan mainnya bagus dari babak awal, apalagi dia wakil tuan rumah. Fitri mesti berani dulu, terapkan reli-reli balik serang. Fitri harus siap capek dan lebih nekat dengan berusaha mengembalikan bola-bola sulit dari lawan, yang penting main rapi dulu,” kata Minarti.

Penampilan Fitriani sepanjang gelaran Thailand Masters 2019 BWF World Tour Super 300 terbilang cukup mengalami progres yang baik. Buktinya, di babak perempat final, ia berhasil mengalahkan unggulan pertama asal Thailand, Nichaon Jindapol. Menurut Minarti, Fitriani kini tampil lebih berani dan mampu meredam kelebihan-kelebihan lawan, khusus terlihat pada laga semifinal melawan Deng, Sabtu (12/1).

“Dari awal sudah berani reli dulu, kalau ada kesempatan baru balik serang. Dia bisa mengendalikan pukulan-pukulan lawan yang tajam dan akurat dengan menerapkan pola main yang sudah direncanakan seperti merusak posisi lawan untuk bisa menyerang balik,” ujar tuturnya.

Fitri juga dapat memanfaatkan kesempatan saat kondisi fisik lawan sudah mulai menurun di game kedua dan ketiga. Di game kedua dan ketiga, stamina lawan mulai kendor dan pukulannya tidak akurat lagi, jadi Fitri punya banyak kesempatan untuk menyerang dan mematikan lawan. Saya coba meyakinkan Fitri untuk berpikir positif dan menikmati setiap permainan yang dijalani, yang penting jangan mau kalah dan lebih berani, dan yang pasti mendekatkan diri dengan Tuhan membuat Fitri lebih tenang dan fokus,” ungkapnya.