“Yang pertama dari segi main, kalau dilihat dari kekalahannya, dari depannya saya sudah dikontrol lawan. Terus dari bola belakangnya dia variasinya bagus, smashnya susah ditebak. Sementara saya bola depannya terlalu banyak mengumpan kebagusan lawan. Saya dapet bolanya nggak enak terus,” jelas Shesar Hiren Rhustavito.
Sebetulnya Shesar punya peluang untuk mengamankan kemenangan di game pertama setelah dirinya berhasil menyamakan kedudukan menjadi 19-19. Namun sayangnya, tunggal putra jebolan PB Djarum Kudus ini belum berhasil menjaga konsistensinya dan kehilangan dua poin beruntun.
Memasuki permainan di game kedua, pertandingan sempat berlangsung dengan cukup ketat di empat poin pertama. Setelah itu, perolehan poin Shesar kembali tertinggal dan harus mengakui keunggulan tunggal putra peringkat delapan dunia tersebut.
“Sebenarnya kita sama-sama mencari kelemahan masing-masing saat reli-reli di lapangan. Saya dapet poinnya dari bola-bola reli dan colong dari smashnya. Tapi di poin-poin akhir saya malah memberikan umpan ke lawan. Variasi bola lawan banyak keluar, sementara saya lebih banyak nerima bola saja,” tuturnya.
Harus terhenti di babak perempat final Thailand Masters 2020 BWF World Tour Super 300, Shesar lantas mengevaluasi penampilannya. Pebulutangkis yang saat ini masih menduduki peringkat 20 dunia ini berharap bisa tampil lebih baik di turnamen berikutnya.
“Yang harus ditingkatkan adalah fisik, terutama kekuatan kaki dan tangan harus ditambah powernya. Terus masalah kelincahaan di poin-poin akhir kadang saya juga masih lengah,” tandasnya.
Dengan hasil ini, maka Indonesia menyisakan satu wakilnya di babak semifinal Thailand Masters 2020 BWF World Tour Super 300 melalui ganda campuran Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja.