"Di gim pertama awal-awal pola yang kami mainkan sudah benar tapi tiba-tiba mereka mengubah pola lalu kami terlalu banyak tertekan dan mendapat serangan," kata Adnan, melalui keterangan pers Humas PP PBSI.
"Di gim kedua mereka tetap konsisten dengan pola mereka sementara kami sulit untuk dapat kembali ke pola awal," tambahnya.
Nita menilai, Bass/Popor memiliki serangan dan tekanan yang konsisten terhadap lawan. Sementara, seperti diakui Nita, ia belum memiliki pola pertahanan yang baik untuk menghentikan unggulan teratas itu. "Pertahanan saya belum terlalu bagus, itu yang paling menyulitkan," ungkap atlet asal klub PB Exist Jakarta.
"Saya harus lebih berani bermain di depan, menguatkan pertahanan dan menambah kecepatan," Nita, menamabahkan
Seusai mengikuti satu kejuaraan dan dua turnamen secara beruntun, Adnan mengaku mendapatkan banyak pengalaman dan pelajaran. Ia dan Nita bisa menilai performa mereka di antara para ganda campuran yang bertarung di tur dunia BWF. "Kami juga bisa mengukur jarak kami dengan pemain-pemain lain terutama pemain yang levelnya sudah di atas," tuturnya.
"Ini jadi motivasi kami untuk terus mengembangkan kemampuan," demikian Adnan.