Kemenangan pertama bagi Indonesia di hari pembuka turnamen diraih oleh Rehan/Lisa. Unggulan ketujuh harus berjuang rubber game untuk menghentikan pasangan Korea Selatan, Wang Chan/Shin Seung Chan, dengan skor 21-17, 17-21, 21-12. "Meskipun menang, adaptasi dengan lapangan memang perlu ditambah lagi. Apalagi ini pertandingan pertama. Setelah kami tidak lolos ke `Race to Olympics`, setiap turun bertanding akan kami coba maksimalkan saja," kata Rehan kepada tim Humas dan Media PP PBSI, seusai laga berdurasi 64 menit tersebut.
"Kami harus bisa memaksimalkan setiap kesempatan. Apa pun yang terjadi kami harus siap," tambah putra legenda bulu tangkis Indonesia, Tri Kusharjanto, itu.
Sementara, Lisa mengucap syukur atas kemenangan perdana di turnamen ini. Namun, ia merasa terlalu terbawa dengan pola permainan Wang/Shin, khususnya di gim kedua, sehingga mereka gagal memetik kemenangan straight games. "Kami jadi penasaran dan kami malah terbawa ke pola lawan. Kami tidak sempat berpikir untuk mengubah pola," katanya.
"Syukur di gim ketiga kami berubah dengan tampil lebih menekan. Saya dan Rehan juga berkomunikasi terus untuk saling mengingatkan. Akhirnya, sedikit demi sedikit poin kami bisa unggul dan menang. Lawan juga jadi tertekan terus," Lisa, menambahkan.
Di gim penentu, menurut Rehan, keduanya bermain lebih sabar dan berupaya untuk tidak "membuang" poin. Berdasarkan pengalamannya, terlebih kala berhadapan dengan pasangan Korea Selatan, hilang fokus sedikit saja bisa banyak kehilangan poin. "Kami bisa fokus satu poin demi satu poin dan akhirnya Alhamdulillah bisa menang," tanggapnya.
Di babak berikutnya, Rehan/Lisa bakal bertemu pemenang pertandingan antara Neuaduang Mangkornloi/Atitaya Povanon (Thailand) dan Choong Hon Jian/Go Pei Kee (Malaysia). Secara umum, kata Rehan, fokus menjadi perhatian utama mereka saat bertanding di babak 16 besar. "Apalagi saat disodok-sodok terus tidak boleh panik. Kami harus bisa lebih tenang lagi," ujarnya.
"Untuk bahan evaluasi menghadapi pertandingan kedua, tadi pertahanan saya masing sering bolong. Benar-benar nggak ada tekanan. Kami harus belajar lagi, bagaimana caranya agar saya bisa lebih tenang lagi di lapangan," demikian Lisa.
Sementara, Adnan/Nita mampu meredam Wei Chun Wei/Nicole Gonzales Chan dengan skor identik 21-11, 21-11. Adnan mengungkapkan, mereka mengambil inisiaatif menyerang serta secara terus-menerus menekan pasangan Taiwan tersebut sejak awal gim pembuka. "Dengan kondisi seperti itu, lawan jadi tidak bisa berkembang permainannya. Ini yang membuat kami bisa menang," katanya.
"Kami sebelumnya pernah bertemu dengan lawan. Jadi sudah tahu bagaimana gambaran kekuatan lawan dan harus bagaimana cara menghadapinya. Dalam pertandingan tadi kami hanya berusaha agar tidak gampang mati sendiri saja," Nita, menambahkan.
Di babak berikutnya, Adnan/Nita akan bertemu Ruttanapak Oupthong/Jhenicha Sudjaipraparat. Secara umum Adnan menyatakan mereka akan berupaya maksimal untuk meladeni pasangan tuan rumah tersebut. "Untuk menghadapi pertandingan besok di babak kedua, pasangan Thailand itu juga cukup bagus. Pertandingan besok pasti bakal berjalan ramai. Kami akan memaksimalkan permainan saja," ujar atlet binaan klub PB Jaya Raya itu.
Tren kemenangan Indonesia berlanjut setelah pasangan non-pelatnas, Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja, menundukkan wakil tuan rumah, Pakkapon Teeraratsakul/Phataimas Muenwong. Unggulan keenam itu menang rubber game 18-21, 21-18, 21-8 dalam tempo 57 menit. "Tadi dari startnya kurang enak. Ini yang harus jadi perhatian untuk menghadapi pertandingan selanjutnya. Itulah yang harus menjadi bahan koreksi kami," kata Dejan.
"Tadi itu, pertandingan kalau dibilang mudah juga tidak. Dibilang sulit juga bukan. Cuma di gim pertama kondisinya memang kurang enak, seperti tiba-tiba keserang terus. Posisi dan touch-nya belum dapat," Gloria, menambahkan pernyataan pasangannya.
"Tetapi di gim kedua, bisa kami ambil. Biasa di awal-awal memang perlu penyesuaian. Setelah itu semuanya berjalan oke. Kami bisa menang dan melaju ke babak kedua," ujar atlet berpostur tinggi ini.
Rinov/Pitha, wakil Indonesia pada Olimpiade Paris 2024, juga memastikan tiket ke babak kedua berkat kemenangan atas Reddy B. Sumeeth/Reddy Sikki asal India. Mereka menang straight games 21-12, 21-16. "Kalau dibilang adaptasi dan permainan kami sudah oke, rasanya juga belum. Apalagi dari awal tahun kami belum banyak menjalani pertandingan. Hanya dalam pertandingan tadi, embusan anginnya berbeda dengan saat latihan kemarin," jelas Pitha.
"Cuma kami tidak mau fokus ke situ. Kami lebih fokus ke permainan kami sendiri. Kami tidak mau terpaku dengan memikirkan soal embusan angin. Lebih fokus bagaimana kami bisa meraih angka demi angka," tambahnya.
Di babak kedua, unggulan kedua ini akan bertemu pasangan India lainnya, Sathish Kumar Karunakaran/Aadya Variyath. Rinov menilai, Sathish/Aadya memiliki kualitas permainan yang lebih baik. "Tentu kualitas dan kemampuan lawan pasti lebih bagus dibanding yang kami hadapi hari ini. Kami harus selalu siap dan waspada dari awal saja," pungkasnya.