Kompas, melalui artikel dengan kepala berita "Indonesia Belum Mampu Sandingkan Thomas-Uber", Senin (6/5), menyebutkan, China dan Indonesia lolos bersama ke final Piala Thomas dan Uber untuk kali pertama sejak 1998. Final tim Thomas dan Uber Indonesia terjadi pada 1986 di Jakarta. "Hasil itu pun serupa 2024, yaitu China meraih kedua piala," tulis surat kabar harian tersebut.
Dari tujuh partai pada final Piala Thomas dan Uber 2024, hanya Jonatan Christie yang menang. Juara All England 2024 itu menggagalkan ambisi Li Shi Feng yang bertekad menjadi penentu kemenangan di hadapan publik Chengdu. "Dia (Li) juga ingin menampilkan yang terbaik. Saya berusaha untuk melawan hal tersebut demi kebanggaan bangsa saya. Itu jadi bahan bakar saya hari ini," jelas Jonatan, yang juga membukukan rekor terkalahkan dalam kejuaraan beregu putra edisi ke-33 ini.
Ganda kedua Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri gagal melanjutkan tongkat estafet kemenangan dari Jonatan. Mereka kalah straight games 11-21, 15-21 dari He Ji Ting/Ren Xiang Yu pada partai keempat. Berkat kemenangan pasangan berperingkat ke-11 tersebut, tim putra bulu tangkis China mengangkat trofi Piala Thomas untuk kali ke-11. Sementara, Indonesia --tim tersukses dengan 14 kali juara Piala Thomas-- harus puas dengan status runner-up, prestasi yang dicapai dua tahun lalu di Bangkok, Thailand.
Capaian tim bulu tangkis putri Indonesia pada Piala Uber 2024 memiliki makna berbeda. Apriyani Rahayu dan kawan-kawan tiba di Chengdu dengan status unggulan ke-5 dan menuntaskan fase Grup C sebagai runner-up. Mereka meraih tiket semifinal pertama sejak 2010 setelah mengalahkan Thailand. Para srikandi bulu tangkis "Merah Putih" mencatatkan sejarah dengan mencapai partai puncak untuk pertama kalinya sejak 2008, seusai menyingkirkan juara bertahan Korea Selatan di babak empat besar.
Di final, dengan status non-unggulan, Indonesia gagal membendung dominasi tim tuan rumah yang berkekuatan pemain-pemain elite dunia. China untuk ke-16 kali mengangkat trofi Piala Uber. Namun, penampilan Gregoria Mariska Tunjung mampu mencuri perhatian khalayak. Bahkan, Chen Yu Fei merasa tidak nyaman dalam meladeni permainan Gregoria. "Saya masih merasa stres, dan mungkin lawan saya kurang begitu stres. Tidak banyak perbedaan tahun ini dengan final sebelumnya, saya selalu merasa tertekan di final," ungkapnya, seperti diwartakan Federasi Bulu Tangkis Dunia melalui lamannya.
Pertarungan sengit juga terjadi di partai ketiga antara Ester Nurumi Tri Wardoyo dan He Bing Jiao. Perlawanan Ester cukup merepotkan He, yang didukung penuh seisi Hi Tech Zone Sports Centre. Adik dari Chico Aura Dwi Wardoyo itu mesti jatuh bangun sepanjang laga berdurasi 69 menit itu, hingga akhirnya harus mengakui keunggulan He lewat rubber game ketat 21-10, 15-21, 17-21. "Saya belajar banyak di turnamen ini, bagaimana mengatasi situasi di poin-poin kritis, cara bermain, dan mental saya juga harus ditingkatkan," ujarnya kepada tim Humas dan Media PP PBSI.
"Tiga tahun lalu, saya ada mendukung tim berlaga di final Piala Thomas di Aarhus (Denmark), saat itu terbayang ingin rasanya berlaga di final sebesar Piala Thomas dan Uber dan bersyukur di tahun 2024 ini kami tim Uber Indonesia bisa merasakan itu. Rasanya senang dan bangga," Ester, menambahkan.
Greysia Polii melalui platform sosial X (dulu Twitter), mengemukakan bahwa pencapaian pada Piala Uber 2024 menunjukkan jika para srikandi bulu tangkis Indonesia mampu unjuk gigi di level internasional, setelah sekian lama dipandang sebelah mata. "Saya merasa apa yang dicapai tim Uber Indonesia 2024 ini adalah kemenangan buat para perempuan Indonesia, bahwa kita pun bisa, perempuan Indonesia mampu berbicara di level dunia dan bisa melakukan apapun yang kita mampu lakukan! Banyak selamat!" tulis peraih keping emas Olimpiade Tokyo 2020 itu.
Sementara, Gilian Clark, mantan pebulu tangkis Inggris yang menjadi komentator kejuaraan beregu tersebut memuji performa Ester, lalu melabeli atlet kelahiran Jayapura, Papua, itu, sebagai "brave fighter". Hampir senada dengan Greysia, komentator kawakan itu mengutarakan, "Monumental achievement, that is not understatement."