"Sepanjang pertandingan, saya dikontrol habis sama dia. Tidak ada kesempatan sekali pun untuk bisa mengontrol permainan dia," tutur pemain kelahiran Denpasar, Bali, tersebut, melalui siaran pers Humas PP PBSI.
Menilik pada permainan Chen, Komang sadar jika performanya perlu segera ditingkatkan, guna mengimbangi level tinggi yang dimiliki sejumlah pemain tunggal putri kelas dunia. "Saya sadar, untuk bisa menyamai standar seorang juara Olimpiade itu perlu kerja keras," katanya.
"Pengalaman itu tidak bisa bohong. Dia bisa bermain sempurna dan tidak ada boros-borosnya dengan membuang angka," Komang, menambahkan.
Menurut Komang, terdapat perbedaan besar antara pola permainan Chen dan Akane Yamaguchi, pemain asal Jepang yang pernah dihadapinya di Kejuaraan Bulu Tangkis Asia 2022, belum lama ini di Manila, Filipina. Permainan Yamaguchi masih dapat dikendalikan, sementara Chen seolah tak memberi ruang sedikit pun bagi Komang untuk berkembang.
"Pelajaran penting yang saya dapatkan dari Chen Yu Fei, saya harus lebih tenang, tahan, tidak buru-buru, sabar, dan harus rapi dalam bermain," demikian Komang.