Ester mesti jatuh bangun di partai ketiga berdurasi 69 menit itu, hingga akhirnya ia harus mengakui keunggulan pemain tuan rumah dengan skor 21-10, 15-21, 17-21. "Tadi, walaupun belum berhasil, saya merasa permainan saya sudah cukup baik. He Bing Jiao juga lawan yang tidak mudah, dia sangat berpengalaman," kata adik Chico Aura Dwi Wardoyo itu melalui keterangan pers Humas PP PBSI.
"Dari kemarin sudah diskusi dengan pelatih tentang bagaimana cara bermain melawannya dan tadi puji Tuhan bisa menerapkan apa hasil diskusi itu," Ester, menambahkan.
Saat memasuki arena pertandingan, Ester merasa tegang. Indonesia tertinggal sementara 0-2. Ada tekanan berbeda yang dirasakan pebulu tangkis berperingkat ke-38 dunia itu, setelah kekalahan yang dialami Gregoria Mariska Tunjung dan Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugiarto. "Tapi berbarengan dengan tegang, saya merasa excited ingin membukitkan kalau kita masih bisa," tuturnya.
Menurut laporan Antara, selama pertandingan, aksi saling kejar-mengejar angka acap terjadi. Di gim penentuan, Ester dan He saling bergantian untuk memegang keunggulan. Namun, beberapa pengembalian Ester justru jatuh di luar garis atau menyangkut di net, sehingga He meraih tiga angka beruntun dengan mudah.
"Saya belajar banyak di turnamen ini, bagaimana mengatasi situasi di poin-poin kritis, cara bermain, dan mental saya juga harus ditingkatkan," ujarnya.
"Tiga tahun lalu, saya ada mendukung tim berlaga di final Piala Thomas di Aarhus (Denmark), saat itu terbayang ingin rasanya berlaga di final sebesar Piala Thomas dan Uber dan bersyukur di tahun 2024 ini kami tim Uber Indonesia bisa merasakan itu. Rasanya senang dan bangga," demikian Ester.