Dalam relay point, satu pertandingan diisi sepuluh partai dengan dua sektor tunggal putra, dua tunggal putri, dua ganda putra, dua ganda putri dan dua ganda campuran. Partai pertama mencari 11 poin dengan relay point tanpa setting, partai kedua dan seterusnya berlaku kumulatif. .
Adaptasi dengan format baru ini menjadi fokus tim junior Indonesia jelang keberangkatan hari Jumat (27/9). "Perubahan skor ini menarik, pengalaman baru untuk anak-anak. Apalagi di junior dengan sesuatu yang baru mereka akan lebih excited. Kami sudah lakukan simulasi kemarin sebagai bentuk adaptasi dan pengalaman bertanding mereka," ucap Nunung Subandoro, pelatih tunggal putra pratama, melalui siaran pers Humas PP PBSI.
"Untuk persiapan sudah bagus, kami menggelar pemusatan latihan sejak selesai Kejuaraan Asia Junior lalu. Tim ini juga beberapa mendapatkan pertandingan di level senior sebagai bekal penting. International Seris, International Challenge hingga Super 100. Bahkan andalan tunggal putra Moh Zaki Ubaidillah bisa menjadi juara di Pekanbaru. Semoga dengan pengalaman ini nanti menjadi peluru tim Indonesia di sana," Nunung, menjelaskan.
Pengalaman baru yang menarik dan menantang, itulah yang diucapkan Mutiara Ayu Puspitasari dan Moh Zaki Ubaidillah (Ubed) tentang format terbaru ini. "Karena sudah simulasi jadi sudah cukup mengerti dengan perubahan ini. Menurut saya dengan sistem seperti ini semua negara punya peluang untuk menang. Menantang sekali tapi sangat menarik. Ibaratnya bermain estafet dan poinnya bisa kejar-kejaran terus," kata Mutiara.
"Persiapan saya cukup baik walaupun hanya kurang lebih satu minggu setelah PON kemarin. Gim 11 harus benar-benar panas dari awal, harus ini dari awal. Ada tegangnya sedikit tapi menurut saya ini sesuatu yang baru dan menarik. Semoga nanti saya bisa maksimal dan memberikan poin untuk Indonesia," Ubed, menyatakan.