"Memang agak ramai di game pertama, karena masih menyesuaikan dengan permainan lawan. Walaupun saya sudah pelajari permainannya lewat video, tapi di lapangan pasti beda lagi. Beberapa kali saya salah antisipasi baca pengembalian lawan," ungkap Anthony.
Di babak kedua, Anthony akan bertemu dengan Kanta Tsuneyama dari Jepang. Ini merupakan pertemuan pertama Anthony dan Tsuneyama di pertandingan level senior. Di level junior, Anthony unggul 2-1 dalam skor pertemuannya dengan Tsuneyama.
Pada ajang Asia Junior Championships 2014, Anthony dikalahkan Tsuneyama dengan skor 13-21, 15-21. Anthony kemudian membalas di World Junior Championships 2014 dengan skor 21-13, 21-5. Pada babak perempat final Youth Olympic 2014, Anthony kembali mengalahkan Tsuneyama dengan laga rubber game, 21-8, 14-21 dan 21-12.
Anthony ternyata punya kesan tersendiri terhadap Kota Nanjing. Pemain asal klub SGS PLN Bandung ini meraih medali perunggu Youth Olympic 2014 yang diselenggarakan di Nanjing, ibu kota provinsi Jiangsu, Tiongkok. Empat tahun kemudian, Anthony kembali ke Nanjing di turnamen level senior dalam kejuaraan paling bergengsi, World Championships 2018.
Ia berharap dapat mengulang suksesnya, minimal sama dengan empat tahun lalu.
"Iya waktu tiba di Nanjing, teringat empat tahun lalu, kota ini memang berkesan buat saya. Mudah-mudahan sekarang bisa dapat hasil yang bagus, minimal sama dengan empat tahun lalu, dapat perunggu," ujar Anthony.
Sumber: PBSI