Di atas kertas, Anthony sebetulnya lebih diunggulkan karena menempati unggulan keenam. Bukan cuma itu, tunggal putra binaan PB SGS PLN Bandung ini juga punya tren positif saat terakhir kali berhadapan dengan Praneeth di ajang Australian Open 2019 BWF World Tour Super 300, Juni lalu. Kala itu, Anthony menang 25-23 dan 21-9.
“Tadi game pertama juga ketat, tapi di poin-poin akhir malah pengen buru-buru menyerang. Padahal perjalanan sampai leading dua tiga poinnya tadi dari menunggu kesalahan lawan, bukan dari serangan saya,” kata Anthony Sinisuka Ginting usai bertanding.
Pada game kedua, Anthony punya peluang saat unggul 11-8. Sayang, usai jeda interval, penampilannya cenderung menurun. Anthony mengaku bila diriya agak ragu-ragu dalam menyelesaikan pertandingan hingga akhirnya kalah 13-21. “Di game kedua saya mau menyerang tapi nggak yakin. Soalnya masih kepikiran di poin-poin akhir game pertama, saya posisinya kebalik gara-gara itu,” ungkapnya.
Harus tersingkir di babak 16 besar World Championships 2019, tentunya jauh dari harapan Anthony untuk membawa pulang medali. Meski begitu, tunggal putra peringkat delapan dunia ini tak mau larut dalam kekalahannya itu. Anthony bertekad untuk segera mengevaluasi penampilannya hari ini untuk menatap kejuaraan-kejuaraan berikutnya.
“Setelah ini saya akan diskusi lagi sama pelatih. Hasil turnamen ini banyak yang harus dievaluasi dan diperbaiki. Apa yang mesti ditambah, yang mesti diperhatikan lagi dari penampilan akan dibicarakan dengan pelatih,” pungkasnya.