Lewat duel yang berlangsung selama 65 menit itu, Gregoria sudah tampil apik dengan kemenangan di game pertama. Bahkan pada game kedua, Gregoria sempat lebih dulu menyentuh match poin 20-18. Namun, tunggal putri andalan Indonesia ini tidak berhasil memanfaatkan peluang yang ada dan kalah tipis 21-23 di game kedua.
“Game pertama dan kedua kurang lebih sama. Saya bisa mengimbangi kecepatan dia di lapangan. Walaupun di game kedua dia agak merubah pola, tapi saya lebih cepat untuk tahu. Tapi tadi pas saya leading 20-18, saya malah jadi tegang sendiri, kurang sabar dan pengen buru-buru. Lawan juga semakin enak,” jelas Gregoria Mariska Tunjung.
“Sebenarnya dia dari awal sudah enak, tapi bola-bolanya dia yang mematikan kebanyakan sudah saya jagain semua. Pas di game kedua saya kebawa tegang, kurang rileks tangannya. Kaya kencang semua,” sambung pebulutangkis tunggal putri binaan PB Mutiara Cardinal Bandung ini.
Pada game ketiga, penampilan Gregoria cenderung merosot dan tidak sebaik sebelumnya. Tunggal putri andalan Indonesia ini terus berada di bawah bayang-bayang permainan Ratchanok. “Sebenarnya game ketiga saya nggak habis, lawan juga lumayan kekuras tenaganya. Cuma tadi saya masih kepikiran hasil di game kedua. Di World Champions ini ada kesempatan sedikit lagi, tapi saya sia-siakan. Game ketiga saya jatuhnya nggak lepas dan lawan lebih percaya diri,” ungkapnya.
“Saya tahu pikiran itu tidak menguntungkan saya. Akhirnya saya coba untuk menikmati game ketiganya saja. Seenggaknya walaupun saya kalah, saya dapat banyak pelajaran dari pertandingan hari ini,” tandasnya.
Dengan hasil ini, maka habis sudah wakil Indonesia di sektor tunggal putri. Sebelumnya, Fitriani juga kalah di babak dua atas wakil Taiwan unggulan kedua, Tai Tzu Ying dengan skor 21-15 dan 21-14.