“Sekarang pastinya cukup berbeda dengan yang dulu. Kalau dulu saya masih jadi pemain sekarang saya harus membimbing pemain. Walaupun masih banyak kesulitan, tapi saya sedang mencoba untuk menikmati peran baru ini,” kata Zhao Yunlei kepada Djarumbadminton.com.
Lebih lanjut peraih dua medali emas Olimpiade London 2012 ini mengatakan bila peran yang dimainkannya saat ini sedikit lebih berat dibandingkan saat ia masih menjadi pebulutangkis papan atas dunia. Sebab, sekarang ini Yunlei masih harus beradaptasi dengan tanggung jawabnya dalam membimbing pebulutangkis muda Tiongkok.
“Dulu waktu masih jadi pemain, tentunya saya sangat mudah untuk mengendalikan diri saya sendiri, bagaimana mengontrol emosi dan pikiran. Intinya harus benar-benar bisa bertanggungjawab dengan diri saya sendiri. Tapi setelah jadi pelatih tentu tanggungjawabnya berbeda dan pastinya sedikit lebih berat. Karena saya harus bisa memahami dan bertanggungjawab pula dengan pemain-pemain yang saya latih,” jelasnya.
Awal tahun ini menjadi titik mula Zhao mengubah perannya menjadi seorang pelatih. “Kalau disuruh memilih, mungkin saya akan lebih memilih untuk menjadi pemain saja. Karena jadi pelatih, ternyata tidak semudah itu. He he he,” tutur Zhao Yunlei lalu tertawa.
Zhao Yunlei boleh dibilang layak menjadi salah satu legenda bulutangkis dunia. Sebab, pebulutangkis kelahiran Yichang, 25 Agustus 1986 ini sukses mengoleksi sejumlah gelar bergengsi di sepanjang karirnya. Yang menakjubkan, Yunlei mampu mengawinkan dua emas Olimpiade London 2012, Kejuaraan Dunia 2014 dan 2015 dari nomor ganda putri dan ganda campuran. Artinya, ia sudah mengoleksi dua emas dari Olimpiade dan total lima emas dari kejuaraan dunia.
Bukan Cuma itu, Zhao Yunlei juga tercatat punya koleksi tiga gelar juara di Piala Sudirman, tiga gelar di Piala Uber, empat medali emas di Asian Games, dan empat medali emas di Kejuaraan Asia.