“Tidak ada bulutangkis selama 41 hari. Saya benar-benar sangat merindukan latihan di lapangan. Terakhir kali saya latihan bersama tim Jerman pada Februali lalu. Semoga saja bisa segera kembali ke lapangan,” tulis Zhang Beiwen di akun Instagram pribadinya, @beiwenzhang.
Selama pembekuan turnamen internasional diumumkan Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) pada pertengahan Maret lalu dan status penguncian di negaranya, Beiwen belum lagi berhubungan dengan pelatihnya kendati hanya sekadar untuk berkoordinasi mengenai program latihan yang harus dijalaninya selama berada di rumah.
“Saya belum melakukan kontak dengan pelatih saya. Tetapi saya telah melakukan latihan di rumah serta berlari di luar ruangan untuk menjaga tubuh saya tetap bugar,” katanya yang mengaku sangat kesulitan untuk tetap termotivasi dalam kondisi seperti ini.
Mengawali 2020 ini, grafik permainan Beiwen cederung menurun. Dari tiga turnamen yang diikutinya tahun ini, langkah terbaiknya hanya mencapai babak perempat final Daihatsu Indonesia Masters 2020 BWF World Tour Super 500, Januari lalu. Saat itu ia kalah dua game langsung dari wakil Tiongkok, He Bing Jiao dengan skor 16-21 dan 20-22.
Sedangkan pada dua turnamen lainnya, yakni di Malaysia Masters 2020 BWF World Tour Super 500 dan All England 2020 BWF World Tour Super 1000, tunggal putri 29 tahun ini harus angkat koper lebih cepat usai kandas di babak pertama.