“Tujuan dari pemanggilan dan pengumpulan ini sebenarnya untuk memberikan edukasi bagaimana sih makan yang sesuai untuk atlet, karena kan kebutuhan kalori atlet ini berbeda dengan yang non-atlet. Terus kemudian komposisinya juga berbeda, supaya mereka bisa dapat hasil yang baik,” kata dr. Vetinly dalam siaran pers PP PBSI yang diterima Djarumbadminton.com.
Sebagai ahli gizi yang baru bertugas di Pelatnas PBSI, Vetinly dan Paulina menganggap konsultasi seperti ini juga menjadi bagian observasi dan mendengar masukan-masukan dari atlet agar asupan gizi bisa tercukupi.
“Jadi memang saat ini kami masih terus melakukan evaluasi dan observasi secara menyeluruh. Yang agak kami ubah sedikit dari pola makan di pelatnas adalah mereka kebutuhan makannya kan besar, tapi ternyata ada beberapa atlet yang tidak bisa langsung makan sekaligus dalam jumlah besar. Oleh sebab itu frekuensi makannya kami sebar agar kalorinya tetap kita dapat tapi porsinya menjadi kecil-kecil,” ungkapnya.
“Selain itu, intinya kita mau tahu dari pihak atlet apa masukannya karena selama ini kan yang menjalani mereka. Ketika mereka ada permintaan, selama asupan gizinya bagus kami akan akomodir. Kami juga mau tahu dengan menu dan komposisi yang sekarang kita berikan itu bagaimana pengaruhnya di lapangan. Tadi ada atlet yang mengatakan kalau sekarang daya tahan lebih bagus dan kuat,” timpal dr. Paulina.
Dengan kegiatan ini, ahli gizi berharap para atlet bisa mengatur makan tanpa mengalami tekanan. “Harapannya dengan kegiatan seperti ini kami maunya atlet bisa mencukupi kebutuhan nutrisi tanpa merasa tertekan. Kami mau mereka tahu cara makan yang benar tapi fun. Kalau sudah tercukupi nanti latihannya bisa maksimal dan prestasi tambah baik,” tutur dr. Vetinly.
Terkait bulan Ramadan, ahli gizi memberikan pesan kepada atlet yang akan menjalankan puasa di tengah padatnya jadwal latihan. “Yang perlu diperhatikan atlet agar tetap fit dan imun terjaga saat menjalankan puasa adalah kecukupan kalori, komposisi makanan serta cairan dan elektrolit,” pesannya.
“Bagi atlet yang mau tetap berpuasa, harus memperhatikan asupan makan ketika sahur dan berbuka puasa. Tentu saja selain memperhatikan kecukupan kalori, komposisi makanan yg diasup juga perlu diperhatikan. Yang sebaiknya dikurangi adalah makanan yang tinggi akan lemak jenuh. Perbanyak karbo kompleks, serat dan protein,” lanjutnya menambahkan.
Vetinly juga membagikan tips menu sahur dan berbuka puasa yang bisa dikonsumsi para atlet. “Menu sahur sebaiknya adalah lengkap mengandung semua makronutrien (karbohidrat, protein, lemak) serta micronutrien (vitamin dan mineral). Tentu saja diusahakan karbohidrat berasal dari karbohidrat kompleks dan serat yang cukup agar bisa menyediakan energi yang cukup sepanjang hari. Dan tidak lupa asupan protein juga penting untuk memberi efek kenyang lebih lama,” katanya.
“Untuk buka puasa, sebaiknya diawali dengan air putih satu-dua gelas, lalu dilanjutkan dengan karbohidrat sederhana seperti jus buah atau buah kurma. Untuk menu-menu takjil seperti kolak, yang banyak lemak jenuh, santannya bisa diganti dengan susu low fat atau fiber creme,” pungkas dr. Vetinly.