"Ini persaingan yang sangat sehat menurut saya. Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya kalau kita tidak boleh bertumpu pada satu pasangan saja, harusnya ada layer-nya, yang dimana junior-junior pun (perlu adanya) percepatan (ke turnamen dan naik kelas)," kata Greysia pada pekan lalu, dikutip dari Antara.
"Jadi, ketika kita masuk ke pertandingan, jika ada wakil Indonesia yang kalah, kita masih punya wakil lainnya seperti (tim) China, Jepang, dan Korea (Selatan). Jadi bisa bergantian juara, ini suatu persaingan yang sehat," Greysia, menambahkan.
Lebih lanjut, Greysia menilai regenerasi di sektor yang ia pernah geluti tersebut sudah ada kemajuan. "(Menurut saya) Sudah ada kemajuan di ganda putri, karena baru ada Jesita (Putri Miantoro)/Febi (Setianingrum) yang juara. Ini yang harus dijaga. Tapi PR-nya kita ini (konsistensi) yang harus dijaga agar untuk level (Super) 500 ke atas harus bisa tembus," kata Greysia.
Di sisi lain, kehadiran pasangan ganda putri baru yaitu Siti Fadia Silva Ramadhanti/Lanny Tria Mayasari yang akan tampil pada Kumamoto Masters 2024.
Sementara terkait Apri, yang merupakan mantan pasangan Greysia, tengah melakukan rehat penyembuhan cedera. "Itu adalah hal yang biasa untuk berganti partner, tidak ada masalah dengan itu. Apri rehat dulu karena (fokus) penyembuhan dalam cedera. Fadia dan Lanny sama-sama mempunyai kualitas bagus, jadi mengapa tidak dipertandingkan? Harus dicoba," ujar Greysia.
Greysia mengatakan para atlet juga harus bisa menjaga semangat dan konsistensi agar bisa tampil dengan baik di setiap pertandingan, bahkan setelah Olimpiade. "Hati dan api atau fire-nya harus ada untuk selalu bisa menjaga performa. Kalau kita masih mau menjadi atlet, harus bertanggung jawab dengan apa yang kita lakukan saat ini, kudu all out, terlepas apa pun hasilnya, yang penting konsisten (untuk all out)," jelas dia.