"Belum pulih 100 persen. Bukan masalah pulih cederanya, tapi lebih ke traumanya. Jadi, dia untuk melangkah itu masih ada keragu-raguan. Masih ada gerakan-gerakan yang Apri masih tahan-tahan," tutur Didi kepada wartawan pada Rabu (3/4) di pelatnas PP PBSI, Cipayung, Jakarta.
Semula, lanjut Didi, tiga turnamen di Eropa sepanjang bulan lalu menjadi ajang untuk mengetes performa Apri dan pasangannya, Siti Fadia Silva Ramadhanti. Mereka mencapai babak 16 besar pada French Open 2024 dan All England 2024. Kemudian pada turnamen bulu tangkis Swiss Open 2024 di Basel, Apri/Fadia mampu menembus babak empat besar.
"(Turnamen-turnamen di Eropa) Untuk melihat seberapa jauh performance senormal mungkin di lapangan. Di latihan pasti akan berbeda dengan saat pertandingan. Dan itu terlihat jelas di Prancis saat babak pertama. Dia sangat menikmati dan pada saat sudah lolos babak pertama, itu menumbuhkan kepercayaan diri buat dia," paparnya.
"Tapi pada saat selanjutnya, ekspektasi Apri/Fadia sendiri pasti masih berharap mendapatkan hasil yang lebih baik. Tapi, hasil yang didapat tidak sesuai yang mereka harapkan. Padahal kesepakatannya (sebelum berangkat ke Eropa) bukan itu, kita mau melihat seberapa jauh progres kakinya Apri ini," tambahnya.
Secara umum Didi menilai, cedera Apri baru pulih sekitar 80-85 persen. Oleh karenanya, Kejuaraan Bulu Tangkis Asia atau Badminton Asia Championships (BAC) 2024 di Ningbo, China, 9-14 April, bukan menjadi target utama. "Yang saya mau bangun adalah suasana pertandingan, bagaimana apri melangkah, bagaimana dia bisa melihat seberapa jauh dengan kondisi dia sekarang ini, untuk mereka berlaga di elite level itu masih seberapa jauh," pungkasnya.