“Ketika saya tahu kami lolos ke Olimpiade, itu seperti mimpi. Saya tidak pernah membayangkan saya akan mencapai titik ini. Saya sangat bangga pada diri saya sendiri, tetapi saya tahu, saya memiliki tanggung jawab besar di pundak saya,” kata Apriyani Rahayu mengutip dari laman resmi Federasi Bulutangkis Dunia (BWF).
“Saya sangat bersyukur kepada Tuhan (untuk kesempatan ini). Saya merasa sangat bersemangat, tapi saya harus mengendalikan diri, pikiran dan emosi. Pada awal persiapan kami, saya melakukan percakapan dengan pelatih tentang bagaimana mengelola tekanan terhadap diri sendiri. Mengetahui bahwa tujuan kami itu penting dan membuatnya tetap sederhana,” ungkapnya menambahkan.
Greysia/Apriyani sudah berduet sejak 2017 lalu. Saat itu, Apriyani yang masih berusia 19 tahun mendapat banyak pengalaman dari Greysia. Bimbingan Greysia di lapangan terbukti membuat duet mereka terus berkembang, bahkan sudah menghasilkan sejumlah gelar juara hingga akhirnya lolos ke Olimpiade Tokyo 2020.
“Karena saya masih muda, emosi mungkin memuncak. Tapi bersama Greysia, saya bisa tetap tenang dan kami masih menikmati diri kami sendiri. Kami bisa melewatinya. Tidak perlu memperumit masalah. Ini tentang mengambil langkah demi langkah. Saya tidak ingin memikirkan semifinal atau final. Bahkan di Olimpiade, begitulah cara saya mendekatinya. Saya hanya ingin melakukan yang terbaik,” beber Apriyani.
Sementara itu, pasangan nomor enam dunia itu diharapkan bisa mempersembahkan medali Olimpiade untuk Indonesia. Sebab, sejak 1992 silam, sektor ganda putri Indonesia tercatat belum sekalipun menyumbang medali di ajang Olimpiade.
“Ketika datang ke turnamen, kami bangga menjadi juara, tetapi perjalanan untuk sampai ke sanalah yang lebih signifikan. Gelar memang penting, tetapi langkah yang kami ambil lebih berarti,” tutupnya.