“Pastinya berharap dapat angpao kalau ke tempat-tempat keluarga, muter. Momen itu sih yang paling diingat,” ujar Butet ketika ditanya tentang memori Imlek paling berkesan bersama keluarganya (dikutip rappler.com).
Peraih medali perak Olimpiade Beijing 2008 ini juga mengatakan rasa senangnya karena saat ini masyarakat Tionghoa sudah tidak lagi dikecilkan di kalangan masyarakat Indonesia. Situasinya mulai lebih baik paska reformasi.
Kendati demikian, Butet mengaku tetap merasa takut hal buruk bisa terjadi lagi sewaktu-waktu sehingga dia berusaha untuk tetap waspada menjaga diri. Caranya, menghargai segala bentuk perbedaan dengan terus berbuat baik dan menghindari permusuhan dalam lingkungan bermasyarakat.
Keterbukaan menerima perbedaan juga dirasakan Butet selama menjadi penghuni pelatnas bulutangkis Cipayung. Semua sudah sama saja, tidak ada pengkotak-kotakan baik dari sisi suku, ras maupun agama.
“Walapun beda agama, beda suku, kita tetap satu Indonesia! Satu misi, satu tujuan mengibarkan bendera merah putih” pungkasnya. (Baz)
Foto: LN_909 (Liliyana Natsir)