Pada babak 16 besar, peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 itu memenangkan persentase suara sebesar 90,9 persen atas tunggal putri Spanyol, Carolina Marin. Di babak perempat final, popularitas Butet (sapaan akrab Liliyana Natsir, Red) kembali memenangkan persentase suara sebesar 89,3 persen saat head to head dengan pebulutangkis ganda campuran Tiongkok, Huang Ya Qiong.
Setelah itu, di semifinal, Liliyana bertemu dengan ganda putri Jepang, Ayaka Takahashi. Pebulutangkis asal PB Djarum Kudus itu kembali memenangkan voting dengan keunggulan persentase sebesar 86,6 persen.
Status pebulutangkis putri terbaik selama satu dekade terakhir (2010-2020, Red) akhirnya dinobatkan kepada Liliyana setelah dia kembali meraih suara terbanyak atas tunggal putri Taiwan, Tai Tzu Ying di fase final. Butet unggul 69,4 persen suara atas Tzu Ying.
Sebelum memutuskan untuk gantung raket pada Januari 2019 lalu, Liliyana sudah mencatatkan segudang prestasi di sepanjang karier bulutangkisnya. Selain menjuarai Olimpiade, Butet juga tercatat telah mengoleksi empat gelar juara dunia, tiga gelar All England dan sejumlah turnamen reguler lainnya.
Berikut prestasi Liliyana Natsir yang tidak tertandingi dalam satu dekade (2010-2020) terakhir:
- 2014 – Bersama Tontowi Ahmad, Liliyana menjadi satu-satunya pasangan yang mencetak hattrick di ajang All England.
- 2016 – Pebulutangkis putri Indonesia kedua yang meraih medali emas di ajang Olimpiade.
- 2016 – Pebulutangkis putri Indonesia pertama yang mampu mencapai dua final Olimpiade. Emas di Rio de Janeiro dan Perak di Olimpiade Beijing 2008.
- 2016 – Bersama Tontowi Ahmad, Liliyana menjadi ganda campuran Indonesia pertama yang meraih sukses di ajang Olimpiade.
- 2017 – Pebulutangkis ganda campuran tersukses dalam sejarah Kejuaraan Dunia dengan raihan empat gelar.