"Pasti, kami selalu evaluasi. Dari tahun lalu kita sudah merapikan semua baik internal maupun atletnya. Kita sedang proses," kata Armand, ditemui di sela-sela persiapan Indonesia Masters 2023 di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Senin (22/1).
Lebih lanjut, Armand mengatakan pihaknya bersama kelompok kerja (pokja) PBSI untuk Olimpiade Paris juga terus melakukan peninjauan kembali (review) terkait hasil dua turnamen kemarin, yakni Malaysia Open 2024 dan India Open 2024.
Armand mengatakan, diperlukan adanya perbaikan yang menyeluruh demi bisa kembali tampil kompetitif dan memiliki banyak atlet yang lolos ke panggung Olimpiade. "Tentu kita sadari, kita perlu perbaikan. Memang yang disampaikan, kita dalam proses perbaikan. Kami tak berdiam," ujar Armand, seperti dilaporkan Antara.
"Jadi kami ini dalam proses perbaikan dan tidak bisa langsung jadi. Perlu waktu untuk prosesnya agar bisa berjalan sampai Olimpiade," tambahnya.
Ia pun tak menampik, fakta semua wakil Indonesia tidak bisa menembus babak empat besar di Malaysia dan India menjadi sebuah alarm tersendiri bagi federasi.
Armand menilai, ada faktor yang tidak diantisipasi dengan baik, seperti contohnya adalah kehadiran pemain-pemain muda yang mampu tampil kompetitif dan mengalahkan pemain-pemain unggulan. "Kita melihat, kemarin Malaysia banyak pemain pemain baru yang tampil di final. Memang ini tak terprediksi. Jadi seluruh pemain peningkatannya luar biasa pesat," ungkap Armand.
"Jadi kami tak hanya membuat pemain bukan hanya bermain biasa, tapi metode dan strategi lain yang akan kita buat untuk memperbaiki hal itu secara menyeluruh, pun dengan adanya tim psikologi," imbuhnya.
Sementara, Jakarta akan menjadi tuan rumah turnamen BWF World Tour Super 500 Indonesia Masters 2024, 23-28 Januari. Turnamen ini merupakan salah satu ajang kualifikasi menuju Olimpiade Paris 2024, total 9.200 poin peringkat, serta memperebutkan prize money dengan total mencapai 420 ribu dolar AS (Rp6,3 miliar).