"Pertama-tama, saya menghormati keputusan coach Flandy yang memilih meninggalkan pelatnas Cipayung untuk melatih ke negara lain," kata Ketua Harian PP PBSI Alex Tirta, melalui siaran pers Humas PP PBSI, Rabu (1/3) pagi WIB.
"Sesuai komitmen awal, saat coach Flandy datang bergabung ke Pelatnas Cipayung pada awal tahun 2022, dia memang bersedia diberi tanggung jawab sebagai pelatih pelatnas pratama," Alex, menegaskan.
"Bahkan dari awal, tidak pernah ada pembicaraan atau janji PBSI akan menarik dia sebagai kepala pelatih pelatnas utama. Dia mungkin lupa, coach Flandy sendiri juga sudah berkomitmen dan bersedia untuk melatih pemain-pemain muda di pelatnas pratama," kembali, Alex menambahkan.
PBSI, lanjutnya, harus mempertimbangkan masak-masak untuk memberikan jabatan kepala pelatih pelatnas utama kepada Flandy. Selain itu, Flandy belum setahun bertugas dan dinilai belum memiliki prestasi besar yang membanggakan sebagai pelatih ganda campuran pratama. Karena untuk bisa menjadikan pemain muda menjadi juara membutuhkan proses dan waktu tidak singkat. "Pasalnya, dia juga belum membuktikan hasil polesannya," katanya.
"Belum ada prestasi besar yang bisa dibanggakan untuk diberi kepercayaan sebagai pelatih kepala pelatnas utama," demikian Alex.
Kabar Flandy meninggalkan pelatnas PP PBSI muncul kali pertama di fantasista.id. "Tak Sesuai Kata Hati, Flandy Limpele Mundur dari Tim Nasional Indonesia," demikian kepala berita pada media daring tersebut yang mulai disiarkan pada Selasa (28/2).
Jari-jemari netizen pun langsung menyerbu media sosial guna mengomentari hengkangnya Flandy, hingga "PBSI" menjadi salah satu kata yang masuk dalam kategori trending topic di jejaring sosial Twitter.