“Untuk nanti di Olimpiade, saya mencoba untuk terus menyemangati diri sendiri tanpa memikirkan hasil. Kadang yang membuat saya tidak bisa nengontrol diri sendiri itu karena terlalu menggebu-gebu. Jadi sebisa mungkin motivasi itu dijadikan sesuatu hal yang positif, bukan menjadi merugikan,” kata Gregoria Marisk Tunjung dalam siaran pers PP PBSI yang diterima Djarumbadminton.com.
Kurang dari tiga pekan, Olimpiade Tokyo 2020 bakal dihelat, dan tim bulutangkis Indonesia dijadwalkan bakal bertolak ke Jepang, besok (8/7). Dalam beberapa hari ke belakang, Gregoria terus menjalani latihan ekstra untuk mencapai titik maksimal. Selama dua pekan terakhir, Juara Dunia Junior 2017 itu mengaku telah menjalani program latihan yang berat.
“Persiapan dua minggu terakhir ini, dari pelatih saya diberi latihan ekstra, seperti penambahan latihan besi dan peningkatan fisik, juga termasuk latihan di dalam lapangannya. Intens banget programnya,” jelasnya.
“Selain itu, di sisi nonteknis, mulai tahun ini saya mencoba untuk konsultasi ke psikolog karena masalahnya kan mindset saya sudah lumayan lama kalau bisa dibilang seperti ini. Dari tahun 2019 masih begitu-begitu saja masalahnya. Unggul jauh, terkejar lalu kalah. Jadi saya merasa perlu ada orang yang bisa pelan-pelan mengubah mindset itu dan membuat saya kembali percaya diri,” ungkap dia menambahkan.
Sementara itu, Gregoria berharap bisa memberikan penampilan terbaiknya pada Olimpiade Tokyo 2020 nanti. Sebab menurut dia, kesempatan untuk berlaga di Olimpiade belum tentu datang dua kali.
“Harapan di Olimpiade nanti, pastinya mau hasil terbaik. Apalagi saya sudah diberi kesempatan untuk tampil karena tidak semua atlet punya kesempatan tampil di sana. Saya beryukur mendapat kesempatan itu dan saya mau maksimalkan tanpa banyak berpikir macam-macam. Saya harus lebih tahu saja apa yang akan saya lakukan nanti,” tutup Gregoria.