“Pikiran saya sempat berkecamuk, tabrakan gitu. Di satu sisi saya senang bisa tampil di Olimpiade, tapi di sisi lain, saya bertanya-tanya, apakah saya sudah layak main di sana?” ungkap Gregoria Mariska Tunjung dalam siaran pers PP PBSI yang diterima Djarumbadminton.com.
“Tampil di ajang sebesar Olimpiade dengan lawan-lawan yang sudah punya nama dan prestasi besar, membuat saya sempat merasa belum mampu bersaing, apalagi dengan hasil turnamen terakhir saya yang kurang memuaskan. Tapi seiring waktu, saya coba melupakan pikiran itu. Sekarang saya sudah lebih lepas dan siap menghadapinya karena saya berpikir kalau saya menyia-nyiakan kesempatan tahun ini, belum tentu saya bisa punya kesempatan lagi di 2024 nanti,” lanjut dia menjelaskan.
Gregoria akan menjadi satu-satunya wakil tunggal putri Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020, yang dijadwalkan berlangsung pada 23 Juli hingga 8 Agustus 2021 mendatang. Meski awalnya sempat galau, tapi pemain jebolan PB Mutiara Cardinal Bandung itu terus berusaha mengubah pola pikirnya dan berharap bisa tampil maksimal di Olimpiade Tokyo 2020, nanti.
“Untuk nanti di Olimpiade, saya mencoba untuk terus menyemangati diri sendiri tanpa memikirkan hasil. Kadang yang membuat saya tidak bisa nengontrol diri sendiri itu karena terlalu menggebu-gebu. Jadi sebisa mungkin motivasi itu dijadikan sesuatu hal yang positif, bukan menjadi merugikan,” katanya.
“Harapan di Olimpiade nanti, pastinya mau hasil terbaik. Apalagi saya sudah diberi kesempatan untuk tampil karena tidak semua atlet punya kesempatan tampil di sana. Saya beryukur mendapat kesempatan itu dan saya mau maksimalkan tanpa banyak berpikir macam-macam. Saya harus lebih tahu saja apa yang akan saya lakukan nanti,” tandasnya.