Dalam buku setebal 230 halaman itu disebutkan, pernikahan Alan dan Susi digelar di Gereja Santo Yacobus di kawasan Kelapa gading, Jakarta Utara. Sepekan kemudian, resepsi pernikahan digelar di balai riung Hotel Gran Meliá Jakarta. "Susi tampil anggun dengan mengenakan gaun putih rancangan Kim Thong dengan mahkota bertahtakan berlian dipadu sepatu dari Paris. Sedangkan alan tampak semakin tampan dengan memakai stelan jas berwarna krim," tulis Tim Historia.
Biaya yang dikeluarkan untuk menggelar acara pernikahan tersebut ditaksir mencapai Rp1 miliar. Tema acara tersebut adalah "Grand Wedding Athena", dengan latar belakang ornamen pelaminan berupa bangunan gaya Romawi kuno, lengkap dengan pilar-pilarnya yang kokoh. "Pemandangan ini mengingatkan pada keperkasaan Alan dan Susi saat merebut medali emas di Olimpiade Barcelona 1992."
Sekelumit cerita dari 26 tahun silam itu selalu hadir dalam perjalanan sejarah bulu tangkis Indonesia. Alan dan Susi adalah dua orang Indonesia pertama yang meraih medali emas Olimpiade. Di lain sisi, seperti dikisahkan Tim Historia, arena bulu tangkis tak melulu menampilkan drama pertarungan atlet memperebutkan mahkota juara, tapi juga kisah cinta penuh romantika. Alan dan Susi masuk pelatnas pada 1985. Karena sering bertemu di lapangan latihan atau saat jam makan, mereka mulai menjalin komunikasi sampai akhirnya memutuskan berpacaran secara diam-diam.
Gaya pacaran Alan dan Susi tak seperti anak muda "zaman now". Mereka nyaris tak pernah merasakan malam mingguan atau pergi berdua untuk menonton bioskop. Kalaupun keluar asrama saat masa senggang, mereka pergi bersama atletatlet lainnya. "Karena kita, kan, samasama dari daerah. Ke manamana jadinya barengan, ramerame ke tempat lain, naik bus," kenang pria kelahiran Surabaya itu.
"Orangtua saya dan Susi selalu mengingatkan, ‘ingat loh, kamu latihan di Djarum, sudah dikasih kesempatan luar biasa sampai bisa terpilih menjadi salah satu tim nasional, untuk latihan. Pacaran sih oke, untuk mendukung yang positif ’, itu yang selalu diingatkan," ujar Alan.
Kini, Alan dan Susi berwiraswasta di bidang peralatan olahraga dengan jenama Astec alias Alan Susi Technology ini. Kedua legenda bulu tangkis Indonesia ini ingin membuat produk yang membanggakan dan membantu atlet Indonesia dalam menyediakan alat olahraga dengan harga terjangkau dan produk standar internasional. Seiring berjalannya waktu, produk ini dikembangkan untuk keperluan gaya hidup.
Selain itu, keduanya juga tak pernah meninggalkan lapangan bulu tangkis, khususnya dalam mencari dan membina bibit-bibit berpotensi dalam olahraga pukul bulu ini. Pada November 2022, Alan dan Susi terlihat di GOR Djarum, Jati, Kudus, memantau talenta-talenta belia dari berbagai pelosok di Tanah Air, untuk kemudian dibina di PB Djarum.
Di belakang lapangan, sering kali Alan bertukar pikiran dengan istrinya tentang performa salah satu pemain tunggal putra yang tengah berlaga di lapangan. Juga, tampak Alan berdebat serius dengan sejumlah pelatih PB Djarum, untuk memperjuangkan satu nama atlet saja, yang dinilainya memiliki bakat yang dapat diasah di kemudian hari. Sementara, Susi berpendapat, kriteria pemain yang paling penting adalah bagaimana dia bisa menunjukkan daya juang tinggi saat bertanding di lapangan. "Bakat saja tidak cukup tapi butuh kerja keras juga," katanya.