“Ya mungkin banyak pertimbangan, akhirnya batal (mundur, Red). Kami sih nggak lihat negara lain (yang memutuskan mundur) ya. Belum lagi kalau di sana ada apa-apa. Resikonya lebih banyak lah kalau berangkat,” kata Hendra Setiawan di kanal Youtube miliknya.
“Seandainya sampai sana (Denmark), hasil Swab-nya positif, kan harus karantina 14 hari. Percuma kan berangkat ke sana? Terus kalau sampai sana, tim ada yang positif, pincang juga kekuatannya. Mungkin ini sudah (keputusan) yang terbaik ya,” lanjutnya menambahkan.
Sebelumnya, PP PBSI sudah menuturkan bila ada beberapa alasan yang mendasari keputusannya untuk mundur dari putaran final Piala Thomas dan Uber 2020. Salah satunya berawal dari rasa kekhawatir para atlet dan ofisial serta tidak adanya jaminan dari Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) terhadap kemungkinan mereka akan terpapar virus korona. Atas pertimbangan itulah, PP PBSI akhirnya memutuskan untuk mundur dari putaran final Piala Thomas dan Uber 2020.
“Awalnya, dari PBSI nanya, pemainnya gimana, siap atau nggak? Ya kalau dari pemain sendiri sih setengah-setengah. Jadi, ada takutnya tapi pengen main. Cuma kalau sudah setengah-setengah gitu kan percuma. Kalau hati dan pikiran sudah nggak seratus persen, pasti mainnya juga nggak akan bisa seratus persen. Apalagi Thomas Cup kan pertandingan besar, yang butuh fokus. Nah, kalau fokusnya nggak seratus persen, ya main juga nggak maksimal,” jelasnya.
“Kalau kita (pemain, Red) kumpul semua sih, kurang setuju ya. Intinya kesehatan dulu lah nomor satu,” tegas Hendra.