"Saya harus bilang faktor fisik dan teknik bermain akan menjadi catatan kami untuk diperbaiki lebih lanjut. Untuk itu, pemain itu sendiri harus memiliki motivasi dalam diri masing-masing siap menghadapi program latihan yang dibuat," jelas Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rionny Mainaky, melalui keterangan pers Humas PP PBSI, akhir pekan lalu di Jakarta.
"Ke depannya akan banyak turnamen yang akan diikuti untuk menambah tabungan poin masing-masing pemain yang tahun depan akan mengikuti kualifikasi Olimpiade," tambah Rionny.
Dalam waktu dekat, dua turnamen besar digelar di Malaysia, yakni Malaysia Open 2022 pada 28 Juni-3 Juli dan Malaysia Masters 2022 (5-10 Juli), kemudian berlanjut ke Singapore Open 2022 (12-17 Juli). Untuk itu, lanjut Rionny, beberapa persiapan dilakukan. Mulai dari pengembalian kondisi fisik, teknik, dan mental bertanding.
"Hal itu tentu menjadi catatan dan evaluasi ke depannya, mengingat akan ada turnamen yang akan diikuti di bulan Juli nanti," ujarnya.
Kilas balik, tercatat dari 20 wakil yang berlaga di Indonesia Open 2022 hanya empat yang mampu melaju di babak delapan besar turnamen berlevel BWF World Tour Super 1000 itu. Keempat pemain itu adalah Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan (ganda putra), Anthony Sinisuka Ginting (tunggal putra), dan Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti (ganda putri).
Dalam turnamen berhadiah total 1,2 juta dolar AS tersebut, dari empat wakil yang tersisa di perempat final, semuanya gagal memetik kemenangan. Tak ada satu pun wakil Indonesia yang lolos di semifinal. "Melihat hasil keseluruhan saat kami gagal meloloskan wakil ke babak semifinal bukan tanpa alasan," kata Rionny.
"Faktor kondisi fisik turut memengaruhi, sehingga wakil Indonesia gagal di babak perempat final," pungkasnya.