Kepala pelatih ganda campuran Indonesia, Richard Mainaky mengatakan bahwa hal tersebut terpaksa dilakukan karena anak asuhannya tidak memiliki banyak waktu untuk melakukan persiapan. Apalagi, selepas All England 2020 BWF World Tour Super 1000, pertengahan Maret lalu, tim bulutangkis Indonesia belum kembali merasakan atmosfer pertandingan akibat pandemi virus korona.
“Memang biasanya kalau akhir tahun kan libur panjang karena pertandingan dimulai baru pertengahan Januari atau Februari. Tapi sekarang karena banyak menumpuk pertandingan jadi dijadwalkan di depan (awal bulan), jadi kami sedikit mengubahnya,” kata Richard Mainaky mengutip dari detikSport.
“Jadi nanti anak-anak cuma dapat jatah libur sehari untuk Natal dan sehari pada saat tahun baru, dan mungkin yang tidak merayakan tidak libur sama sekali malah,” lanjutnya menambahkan.
Lebih lanjut Richard menuturkan, keputusan untuk memangkas jatah libur akhir tahun tersebut sudah disepakati tim demisioner, Alex Tirta yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Harian PBSI dan para pemainnya sendiri. Sebab beberapa waku lalu, atlet sudah mendapatkan libur panjang dan diperbolehkan pulang ke rumahnya masing-masing.
“Sudah (disetujui). Kami sudah ajukan kebijakan ini kepada Pak Alex dan beliau mendukung karena memang waktunya sudah mepet sekali. 4 Januari kami sudah harus terbang ke Thailand dan ada karantina,” jelasnya.
“Anak-anak juga sepakat cuma nanti pada prakteknya kami tak tahu. Sebab, aturan PBSI kalau sudah keluar (dari Cipayung) masuk harus swab lagi. Nah, ini sedang kami pelajari lagi, apa perlu keluar atau bagaimana (saat hari libur tersebut) karena swab itu perlu waktu lagi,” sambungnya.
“Tapi kalau bisa berjalan lancar, saya kira bisa berjalan maksimal di Thailand, tapi kalau ada kendala dikit agak repot juga penampilan mereka nanti,” tandasnya.