Kesempatan Kedua Qomarul Lailiah

Qomarul Lailiah (Djarum Badminton)
Qomarul Lailiah (Djarum Badminton)
Nasional ‐ Created by EL

Jakarta | Qomarul Lailiah, perempuan wasit utama (umpire) asal Jawa Timur, Indonesia, dalam waktu dekat akan bertolak ke Paris, Prancis, untuk menjadi bagian dari wasit yang memimpin pertandingan bulu tangkis pada Olimpiade Paris 2024, 27 Juli-5 Agustus. Ia adalah satu-satunya wasit Indonesia dengan status BWF Certificated Umpire atau wasit yang tersertifikasi BWF.

Lia, sapaannya, meraih pengalaman Olimpiade perdananya saat memimpin pertandingan bulu tangkis pada Olimpiade Tokyo 2020. Kala itu, pelaksanaan ajang olahraga empat tahunan tersebut ditunda setahun karena pandemi Covid-19. Meski dalam kondisi tidak ideal, Lia mendapatkan banyak pelajaran berharga dari pengalaman pertama tersebut.

"Tekanannya jelas berbeda, tetapi saya juga belajar bahwa wasit harus benar-benar menjaga fokus, konsenstrasi, dan kewaspadaan dalam setiap pertandingan yang dipimpin. Tidak boleh sembarangan. Karena, satu poin sangat berharga bagi atlet. Apalagi, mereka sudah berjuang keras untuk mendapat tiket ke Olimpiade," papar perempuan kelahiran 24 September 1977 tersebut, sebagaimana dilaporkan Kompas.id.

Laman berita tersebut mencatat, sebelum memimpin pertandingan pada ajang Olimpiade, Lia telah memimpin berbagai pertandingan di turnamen level dunia, termasuk Piala Sudirman 2015 dan 2017 serta Piala Thomas dan Uber 2020. Guru Bahasa Inggris di SDN 1 Sawunggaling, Surabaya, ini juga berpengalaman memimpin pertandingan di ajang multi-cabang lainnya, yaitu SEA Games Jakarta-Palembang 2011 dan Asian Games Jakarta-Palembang 2018.

Setelah menjalani karier sebagai wasit lebih dari dua dekade, Lia kerap tak menyangka dengan pencapaiannya. Apalagi jika mengingat impian Lia awalnya cukup sederhana. Ia ingin merasakan memimpin pertandingan internasional. Setelah impian itu mulai terwujud, Lia mulai berani memasang mimpi seperti wasit lainnya, yakni memimpin laga di pesta olahraga tertinggi dunia, Olimpiade.

Pengalaman dan pelajaran tersebut yang akan diboyong Lia ketika mendapatkan kesempatan kedua ke Olimpiade. Pengalaman Lia kali ini pun bakal lebih lengkap. Pasalnya, selain memimpin pertandingan di Olimpiade, ia juga akan memimpin laga di Paralimpiade. ”Saya ditawari, ’Apakah kamu bersedia memimpin pertandingan Olimpiade?‘ Saya jawab, ’Tentu saja, saya merasa sangat terhormat dapat tawaran ini’," tutur perempuan berkerudung yang mengawali profesi sebagai wasit bulu tangkis dari ajakan temannya yang juga berprofesi sebagai guru olahraga, sekaligus wasit Provinsi Jawa Timur pada 1998.

"Lalu, saya ditawari lagi, ’Apakah kamu juga bersedia memimpin pertandingan Paralimpiade’, tentu saja saya juga mengiyakan. Ini kesempatan berharga bagi saya dan saya tak sabar menanti momen itu tiba,” Lia, menambahkan.

Kompas.id juga mencatat, saat ini, terhitung hanya ada 31 umpire dengan status tersertifikasi. Mereka berasal dari sejumlah negara dari beragam konfederasi. Lia menjadi bagian dari 15 wakil dari Asia dan merupakan satu-satunya wakil dari Indonesia.