Kloter pertama tim Olimpiade bulutangkis Indonesia terdiri dari Mohammad Ahsan, Hendra Setiawan, Jonatan Christie, Marcus Fernaldi Gideon, Kevin Sanjaya Sukamuljo, Melati Daeva Oktavianti, Gregoria Mariska Tunjung serta Kepala Pelatih Ganda Putra, Herry Iman Pierngadi dan Pelatih Ganda Campuran, Nova Widianto.
“Saya ucapkan selamat datang untuk teman-teman semua. Kita tidak perlu bahas yang di belakang, yang sudah lewat biarlah lewat. Tidak usah disesali. Kalau kita berhasil, kita berhasil sama-sama. Tapi kalau kalah, kesalahan terbesar ada di Ketua Umum PBSI, bukan di teman-teman,” kata Agung Firman Sampurna dalam siaran pers PP PBSI yang diterima Djarumbadminton.com.
“Sekarang waktunya istirahat dan menenangkan diri kemudian menguatkan mental lagi sambil mari kita evaluasi, kira-kira kurangnya dimana,” lanjutnya menambahkan.
Sekarang, kata Agung, saatnya mempelajari permainan calon lawan untuk persiapan di turnamen selanjutnya. Agung juga menyampaikan bahwa dia dan jajaran pengurusnya tidak menutup diri dari saran dan ide dari para atlet maupun pelatih.
“Saya kira rekaman pertandingan sudah kita dapatkan semua dan oleh karena itu, saya ingin teman-teman tidak hanya melihat kekurangan di satu pertandingan, tapi juga perlu melihat lawan-lawan yang akan kita hadapi di turnamen-turnamen mendatang,” ujarnya.
“Setiap teman-teman di sini diberikan bakat dan talenta, tinggal bakat dan talenta itu kita asah bersama-sama. Nah begitu kita berbicara tentang perjuangan, tidak bisa berjuang sendiri. Jadi teman-teman kalau ada apa-apa share sama kami, apa kira-kira yang menjadi masalahnya. Atau teman-teman ada saran dan ide sampaikan pada kami. Jangan sungkan,” kata dia lagi.
Lebih lanjut, Agung mengatakan bahwa perjuangan para atlet bulutangkis di ajang Olimpiade Tokyo 2020 ini melebihi dari sebuah pertandingan olahraga. “Teman-teman, makna penyambutan ini adalah apresiasi dari pemerintah dan rakyat Indonesia. Betapa besar harapan kami, olahraga terutama bulutangkis ini, selain berprestasi juga sebagai alat yang bisa mempersatukan kita,” tuturnya.
“Ketika teman-teman bertanding yang ribut-ribut itu tidak ada. Semua nonton, semua mendukung. Besar sekali pengaruh teman-teman untuk negara ini. Jadi yang dilakukan teman-teman itu melampaui dari sekadar pertandingan olahraga,” tandasnya.