Ratusan pelayat melepas kepergian Kido dengan penuh duka dan haru. Perwakilan Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) serta para mantan atlet terlihat mengiringi sang legenda hingga peristirahatan terakhirnya.

“Terima kasih kepada semua pelayat yang sudah mendoakan almarhum Kido. Mohon dimaafkan segala kesalahan beliau semasa hidup. Semoga almarhum husnul khatimah dan keluarga yang ditinggalkan mendapat kekuatan dan ketabahan,” kata mantan pemain yang mewakili keluarga, Joko Suprianto dalam siaran pers PP PBSI yang diterima Djarumbadminton.com.

Sementara itu, PP PBSI juga turut menyampaikan bela sungkawa atas kepergian Kido. “PBSI turut berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya. Kido dengan semua prestasinya yang membanggakan adalah pribadi yang baik dan rendah hati, kami akan sangat kehilangan sosok almarhum,” tutur Wakil Sekretaris Jenderal PP PBSI, Edi Sukarno.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi IV Kemenpora Bidang Peningkatan Prestasi, Chandra Bhakti menyampaikan pesan untuk selalu meneladani sifat dan sikap almarhum selama hidup.

Markis Kido lahir di Jakarta, 11 Agustus 1984. Dia menghembuskan nafas terakhir ketika sedang bermain bulutangkis di GOR Petrolin, Alam Sutera, Tangerang, Senin (14/6) sekitar pukul 18.30 WIB. Kido meninggalkan satu orang istri, Richasari Pawestri dan dua orang putri. Terakhir Kido menjadi pelatih di klub yang membesarkan namanya, PB Jaya Raya.