Satu di antara para pelatih olahraga tepok bulu yang mengusulkan perlindungan masa depan atlet dalam bentuk peraturan adalah Eng Hian. "Pelatih harus dikategorikan sebagai profesi," kata pelatih ganda putri yang mengantar Greysia Polii/Apriyani Rahayu medali keping emas Olimpiade Tokyo 2020, dikutip dari Kompas, Selasa (14/9).
"Kalau masa pensiun pelatih tidak jelas, mungkin hanya akan ada sedikit orang yang mau menjadi pelatih olahraga," Eng Hian, menambahkan.
Senada dengan pelatih yang akrab disapa Didi tersebut, Richard Mainaky, yang baru saja memutuskan pensiun akhir bulan ini setelah 26 tahun menjadi pelatih pelatnas, berujar, "Mungkin induk cabang olahraga, seperti PBSI, harus aktif menyuarakan ini kepada pemerintah."
Sementara, pelatih atletik Fitri "Ongky" Haryadi" berpendapat, sepatutnya penghargaan atlet dan pelatih setara lantaran perjuangan pelatih tak kalah berat. "Jaminan masa tua untuk pelatih ini penting karena pelatih pun tidak bisa menjadi pelatih selamanya," tuturnya, pada artikel diberi titel "Jaminan Masa Depan Tokoh di Balik Layar" tersebut.
Lukman, pelatih angkat besi pelatnas PB PABSI 2000-2014 juga meyuarakan aspirasi serupa. Ia berharap, pelatih nasional berprestasi mendapat jaminan hari tua, setidaknya asuransi kesehatan dan tunjangan pensiun. Dengan demikian, pelatih tidak bimbang jika diberhentikan dari pelatas atau pelatda, mereka bisa kembali ke daerah asal untuk membina bibit atlet baru.