“Kemarin di final All England memang ngenes (kecewa, red) banget, sudah 19 duluan. Tapi mau bagaimana lagi. Memangnya kalau disesali terus bisa ngulang waktunya? Kan nggak juga, jadi dinikmati saja,” kata Marcus Fernaldi Gideon dalam bincang-bincang di Instagram live bersama akun resmi PP PBSI, @badminton.ina.
“Di All England kan hampir menang. Pasti nanti menanglah akhirnya. He he. Ya, gemas pasti ada karena belum bisa tembus. Namanya main, kalau nggak menang ya kalah. Lawan juga mungkin ada yang merasa begitu, main sama kita kalah terus. He he,” lanjutnya lalu tertawa.
Sejauh ini, dalam total delapan kali pertemuan, Kevin/Marcus harus menelan enam kekalahan beruntun dari Endo/Watanabe. Lima kekalahan diantaranya terjadi pada 2019 lalu. Marcus menganggap ganjalan ini sebagai tantangan yang harus segera ia selesaikan dan lewati.
“Setiap perjalanan pasti ada ganjalan. Tapi biar saja, itu kan jadi tambah seru dan menantang. Setiap kalah, sedih itu pasti. Kita sudah pergi jauh-jauh, ekspektasinya juga mau menang, tapi kan apa yang terjadi ya dinikmati saja. Kalau nggak dibuat happy untuk apa? Kan nggak bisa diulang juga,” tutupnya.