“Saya suka bilang sama Anthony, standard dan kualitas dia bagus banget. Jangan lihat dia kalah menangnya sekarang, waktu di China Open 2018, banyak yang bilang dia tampil perfect, pemain masa depan, sekarang dia kalah jadi jelek? Tidak, dia bagus kok, tapi ada kelemahannya, mati sendirinya masih banyak,” ujar Hendry.
“Dia melakukan kesalahan yang tidak tepat waktunya, di angka-angka yang penting. Saya bilang, kamu harus lebih sabar, lebih ulet, lebih safe. Ini perlu, jadi kalau mengalami lagi, bisa digunakan senjatanya. Kalau sedang poin kritis, smash tipis-tipis, di-challenge hasilnya nol koma sekian mm ternyata out, itu sering terjadi,” tambahnya.
Sepanjang 2019 ini Anthony belum berhasil menduduki podium tertinggi alias masih puasa gelar. Capaian terbaik yang sukses dibawa pulang Anthony adalah saat menjadi runner up di Singapore Open 2019 BWF World Tour Super 500 dan Australian Open 2019 BWF World Tour Super 300.
Berbeda dengan 2018 lalu, tunggal putra besutan PB SGS PLN Bandung ini berhasil menyabet gelar juara di ajang Daihatsu Indonesia Masters 2018 BWF World Tour Super 500 dan China Open 2018 BWF World Tour Super 1000 serta medali perunggu Asian Games 2018.
Hendry menuturkan bila Anthony sebetulnya merupakan pebulutangkis yang sangat berkualitas. Namun untuk memaksimalkan potensinya, Anthony diminta harus bisa memperbaiki kebiasaan buruknya, yakni kerap melakukan kesalahan sendiri. Untuk itu, Hendry telah menyiapkan latihan dan sejumlah program khusus untuk melatih fokus serta konsentrasi agar Anthony bisa mengurangi kesalahan-kesalahan sendiri saat bertanding.
“Ada latihannya kalau mau fokus dan ada faktor kecerdasan juga, ini sangat berpengaruh, saya nggak bilang nggak pintar, tapi kecerdasannya harus ditambah. Tidak boleh melakukan kesalahan, implementasinya harus dari latihan, feeling-nya dan cara-cara latihannya yang saya tidak bisa jabarkan di sini, latihan lebih safe,” tuturnya.
“Saya sudah diskusi sama Anthony, dia harus menyadari apa kesalahannya. Harus mengubah dan meningkatkan, contoh yang tadinya satu game 11-13 kali mati, bisa nggak di bawah 10? Saya rasa ini perjuangan, ini yang mesti dilatih. Coba dicek sama-sama, kalau Anthony menang satu game dengan satu pemain, pasti kesalahannya di bawah delapan kali, tapi kalau kalah, bisa 11 ke atas kesalahannya. Detilnya lagi 11 keatas itu matinya di mana? Di kanan apa di kiri? Di depan atau belakang?” tutup Hendry.
Kendati demikian, Hendry mengaku optimis dan senang dengan peningkatan performa baik yang perlahan mulai diperlihatkan Anthony maupun Jonatan Christie. Jonantan dan Anthony juga diharapkan mampu menjadi andalan Indonesia di ajang Blibli.com Indonesia Open 2019 BWF World Tour Super 1000 yang akan berlangsung di Istora Senayan, Jakarta, 16 hingga 21 Juli mendatang.