La Ode Muhammad Ahsan Kamil, semisal. Ia datang dari Sorong, Papua Barat Daya, untuk menjajal kemampuan dan bersaing dengan 1.965 peserta lainnya pada Audisi Umum PB Djarum yang berlangsung di GOR Djarum, Jati, Kudus, 10-14 September. Ahsan, sapaannya, sudah tiga kali mengikuti Audisi Umum.
Pada kesempatan pertama pada 2021, upayanya mewujudkan mimpi menjadi atlet PB Djarum terhenti di Tahap Screening kedua. Setahun lalu, ia mencapai Tahap Turnamen pertama. Ahsan kecewa. Namun, ia tak putus asa setelah dua kali gagal meraih Super Tiket.
Tahun ini, ia kembali ke Kudus untuk bersaing di kelompok U-11. Di kota kretek ini, Ahsan bahkan bisa bertemu langsung dengan Kevin, yang menurutnya punya andil penting karena menjadi sumber inspirasi sekaligus sosok idola. "Saya ingin seperti Kevin Sanjaya karena memulai karier sebagai atlet binaan PB Djarum, sehingga akhirnya bisa menjadi juara dunia," katanya melalui siaran pers PB Djarum.
"Karena Kevin juga, saya sangat ingin lolos ke Tahap Karantina dan diterima sebagai atlet binaan PB Djarum," Ahsan, menambahkan.
Upaya Ahsan demi menyuguhkan penampilan maksimal pada Audisi Umum 2024, dilakukan dengan menjalani latihan secara intensif bersama klub PB Champion Kudus selama tiga bulan. Mulai dari latihan fisik hingga teknik di bawah pelatih Erick Eriawan. Merantau ke Jawa dan jauh dari orang tua tak memudarkan daya juangnya untuk menggapai mimpi sebagai atlet bulu tangkis profesional.
"Saya sudah tiga bulan berlatih di Kudus supaya di Audisi Umum tahun ini ada progres dari dua tahun sebelumnya. Walaupun saya di sini sendiri tidak didampingi orang tua, tapi mereka selalu mengingatkan saya untuk latihan serius dan mengikuti setiap instruksi dari pelatih. Sayangnya saya kalah di 64 besar tapi semoga bisa mendapat Super Tiket dari Tim Pencari Bakat," Ahsan, menjelaskan.
Sementara, Leona Afifa, yang bersaing di KU 12, memiliki pengalaman hampir serupa dengan Ahsan. Ia pernah mengikuti Audisi Umum pada 2022 dan berhasil menembus hingga Tahap Karantina. Kegagalan tak membuat Leona menyerah dan ingin kembali mencoba mengikuti Audisi Umum pada 2023. Namun, pada saat yang sama, ia mengalami cedera lutut. Baru tahun ini atlet berusia 12 tahun itu kembali mencoba setelah melakukan persiapan dan latihan panjang.
"Saya sangat berharap dapat memanfaatkan kesempatan terakhir ini dengan maksimal dan mewujudkan mimpi menjadi atlet binaan PB Djarum. Karena masalah cedera tahun lalu memberikan kesempatan saya untuk melakukan persiapan lebih lama," demikian Leona.
Penyelenggaraan Audisi Umum PB Djarum setiap tahunnya menjadi kesempatan berharga untuk para atlet belia dari berbagai daerah di Indonesia untuk memperebutkan Djarum Beasiswa Bulutangkis dan bergabung sebagai atlet PB Djarum. Bukan hanya diikuti oleh peserta yang baru sekali unjuk kemampuan, tak sedikit pula dari mereka yang sudah mengikuti audisi pada tahun-tahun sebelumnya.